19 January 2022, 05:00 WIB

Menjadi Kontributor Artikel di Media Indonesia


Guntur Soekarno Pemerhati Sosial | Opini

MI/Seno
 MI/Seno
Ilustrasi MI

BILA ditanya kapan penulis mulai menulis artikel untuk Media Indonesia, jawabnya ialah lupa. Begitu pula bila ditanya apakah judul artikel yang pertama-tama dimuat di Media Indonesia, jawabannya ialah lupa. Apalagi bila ditanya berapa artikel yang sudah dimuat di Media Indonesia, jawabnya juga lupa.

Penulis dapat menjawab semua pertanyaan-pertanyaan di atas bila membuka file harian Media Indonesia yang secara apik tersimpan di laci kamar pribadi penulis.

Artikel-artikel yang dimuat di Media Indonesia beragam, antara lain masalah-masalah sosial-politik, kejadian-kejadian aktual yang viral di media sosial, seperti kaderisasi NasDem di era pandemi, setan siluman covid-19. Bahkan, heboh Gibran Rakabuming Raka menjadi calon Wali Kota Solo yang di restui ayahnya, Presiden Joko Widodo. Di samping, artikel mengenai UFO, yang mampir di Jakarta Jalan Sriwijaya 7 Kebayoran Baru di rumah kediaman Ibu Fatmawati dan adik penulis, Guruh Soekarno Putra.

Perlu diketahui, saat ini penulis menjadi kontributor aktif untuk beberapa media, seperti: Kompas, Suara Pembaruan (sekarang Berita Satu), Koran Relawan Jokowi, Kilat.com, dan yang terbaru ialah Jawa Pos serta sudah barang tentu Media Indonesia. Seluruh artikel-artikel tersebut sudah diterbitkan dalam buku catatan merah Putera Bung Karno, Guntur Soekarno jilid 1 dan 2.

Untuk pertama kali, penulis hendak mengirim artikel ke Media Indonesia, terus terang, penulis ragu-ragu apakah dapat dimuat atau tidak. Namun, berkat dorongan dari rekan dan sahabat penulis, seperti Wakil Ketua MPR Dr Ahmad Basarah, Suhartono wartawan Istana dari harian Kompas, dan sahabat lama penulis, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, akhirnya penulis putuskan untuk mengirim sebuah artikel ke Media Indonesia. Adapun judul artikelnya ialah Perlunya Kekuatan Mental, Semangat, dan Percaya Diri pada 17 Juli 2020.

Hati penulis sangat gembira karena ternyata artikel tersebut dapat dimuat di Media Indonesia. Hal itu penulis rasakan sebagai suatu kehormatan besar bagi penulis. Selama kariernya sejak 1965, Media Indonesia, menurut penulis, saat ini telah menjadi sebuah media yang digemari serta selalu ditunggu-tunggu terbitnya masyarakat, baik kalangan atas maupun bawah. Itu karena berita-berita yang disuguhkan dan foto-foto ilustrasinya sangat baik serta memenuhi selera pembaca sedemikian rupa. Karena itu, pada ultahnya yang ke-52, Media Indonesia dapat menjadi media yang setara dengan media papan atas lainnya.

Di samping itu, Media Indonesia yang juga menjadi organ resmi Partai Nasional Demokrat dengan ketua umumnya Surya Paloh telah memenuhi prasyarat utama yang harus dipenuhi suatu organ partai, yaitu menjadi suatu alat propaganda yang sifatnya haruslah propaganda sejati yang menuju kepada rasa dan akal, pada kalbu dan otak, pada perasaan dan pikiran (Soekarno: Kuasanya Kerongkongan di Bawah Bendera Revolusi jilid 1).

Mudah-mudahan di usianya yang ke-52 tahun, Media Indonesia, selain menjadi juru bicara partai, dapat juga menjadi juru bicaranya kekuatan-kekuatan patriotik Indonesia pada umumnya. Bahkan, seluruh bangsa Indonesia pada khususnya, untuk melawan propaganda-propaganda sesat yang dilakukan, baik oleh kekuatan-kekuatan kolonialis dan imperialis, yang saat ini belum mati, tetapi dalam keadaan sekarat. Demikian pula untuk menghadapi serangan-serangan propaganda kaum ideologi transnasional yang saat ini gencar melanda Indonesia, termasuk di dalamnya ideologi khilafah yang akhir-akhir ini marak kembali.

Kita-kita kaum patriotik berkeyakinan bahwa Media Indonesia mampu menjalankan tugas sejarahnya yang amat berat, tetapi mulia itu.

Dirgahayu Media Indonesia. Selamat ulang tahun dan onward no retreat!!

 

 

 

BERITA TERKAIT