FEDERASI Bola Voli International (FIVB) menggelar kursus pelatih di Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto, Sentul, Bogor, Jawa Barat, mulai 9 hingga 13 September.
Ada 33 peserta dari 5 negara yang mengikuti kursus pelatih yang diselenggarakan FIVB tersebut. Kelima negara yang diwakili adalah Amerika Serikat (1 pelatih), India (1 pelatih), Taiwan (2 pelatih), Korea Selatan (2 pelatih), dan Indonesia (27 pelatih). Kursus pelatihan voli tersebut adalah level 1.
Instruktur pelatih FIVB, Christian Kroger mengungkapkan pentingnya kursus tersebut bagi para pelatih.
Baca juga: KONI Dukung PBVSI antar Timnas Voli ke Olimpiade 2032
"Kursus ini akan memberikan banyak ilmu yang berharga yang harus diserap dengan tekun oleh semua peserta. Kursus ini mencakup teori dan praktik yang intensif," kata Kroger, Senin (11/9).
Kroger berharap agar semua pelatih voli dapat menggali seluruh materi kursus ini dan kemudian menerapkannya dalam pengelolaan tim mereka.
Menurutnya, dunia permainan voli terus berkembang, dan pelatih harus terus memperbarui pengetahuan mereka dengan ilmu-ilmu baru yang didapat dari kursus ini.
“Anda sekalian harus kerja, kerja, dan kerja di sini. Manfaatkan ilmu kepelatihan sebaik mungkin di sini,” kata Kroger.
Baca juga: Rivan Nurmulki tidak Masuk Daftar Timnas Voli Indonesia untuk AVC 2023
Kabid Binpres Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI), Loudry Maspaitella, turut mengamini pandangan Kroger.
Ia menyatakan bahwa permainan voli terus berkembang, dan pelatih harus selalu mengikuti perkembangan tersebut. Menurutnya, kursus semacam ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin karena merupakan pengalaman yang sangat berharga.
Salah satu peserta kursus, seorang pelatih bernama Rastoni yang berasal dari Bandung, mengungkapkan niatnya untuk meningkatkan pengetahuannya dalam dunia voli.
“Instruktur dari FIVB membawa ilmu voli tingkat dunia yang sangat bermanfaat bagi kami, bagi yang mau berkembang,” kata mantan atlet timnas Indonesia ini. (Z-6)