STEFANOS Tsitsipas berniat menghentikan kebiasannya tidur siang setelah mengaku bak berjalan sambil tidur usai tersingkir dari Prancis Terbuka akibat kekalahannya dari Carlos Alcaras di babak perempat final, Selasa (6/6)..
Petenis nomor lima dunia asal Yunani itu kalah 2-6, 1-6, dan 6-7 (5/7) dari unggulan teratas Alcaraz di babak delapan besar Roland Garros.
"Satu hal yang akan saya coba hindari di masa depan adalah minum pil melatonin dan tidur siang sebelum pertandingan karena tampaknya tidak berhasil," kata Tsitsipas tentang rutinitas prapertandingannya, seperti disiarkan AFP, Rabu (7/6).
Baca juga: Melaju ke Semifinal Prancis Terbuka, Alcaraz Bertemu Djokovic
Melatonin dalam bentuk tablet sering digunakan untuk mengatasi gangguan tidur.
Tsitsipas, runner-up Prancis Terbuka 2021 usai kalah dari Novak Djokovic, baru bangkit di gim kedelapan set ketiga.
Dia menyelamatkan dua match point dan kemudian satu lagi pada gim ke-10 saat dia mengejar ketertinggalan 2-5 menjadi 5-5 sebelum Alcaraz menghajar melalui tiebreak.
Baca juga: Djokovic Melaju ke Semifinal Prancis Terbuka untuk Ke-12 Kalinya
Kemenangan Alcaras tersebut merupakan kemenangan kelima petenis Spanyol berusia 20 tahun itu dari lima pertemuan dengan Tsitsipas.
"Jadwalnya agak sulit beberapa hari terakhir. Saya menjalani beberapa sesi larut malam. Tidak terlalu larut, tetapi cukup untuk merusak jadwal tidur saya," ujar Tsitsipas.
Dia mengingat kekalahan 1-6 dan 2-6 dari Djokovic di Paris Masters pada 2019 ketika pertandingan dimainkan dengan cara yang sama setelah dia mencoba untuk tidur.
"Saya merasa melatonin sangat menyukai 1 dan 2," kata Tsitsipas, mengacu pada hasil pertandingan set satu dan dua.
"Itu tidak terlalu menyenangkan di dua set pertama. Saya merasa benar-benar tidak nyaman, seperti tidur. Saya hanya berharap itu tidak pernah terjadi lagi. Itu menyebalkan," lanjutnya.
Meski kalah, Tsitsipas memuji Alcaraz, yang akan menghadapi juara Grand Slam 22 kali Djokovic di semifinal Prancis Terbuka, Jumat (9/6).
Namun, petenis Yunani berusia 24 tahun itu mengatakan merasa tidak mungkin memilih pemenang.
"Yang satu punya pengalaman, yang lainnya punya kaki dan gerakan seperti Speedy Gonzalez," ujar Tsitsipas.
"Yang satu bisa memukul dengan baik, sangat baik, dan yang lain lebih suka kontrol atas hal lain, mungkin kontrol dan presisi, untuk memberikan tekanan dan hanya membuat lawan bergerak sebanyak mungkin," pungkasnya. (Ant/Z-1)