18 April 2023, 09:10 WIB

Tenis Meja tidak ikut SEA Games, Keanggotaan Indonesia di SEATTA terancam Kena Banned


Budi Ernanto | Olahraga

ANTARA/NOVA WAHYUDI
 ANTARA/NOVA WAHYUDI
Ilustrasi tenis meja.

KEMENTERIAN Pemuda dan Olahraga telah memutuskan 31 cabang olahraga yang akan diberangkatkan ke SEA Games 2023 di Kamboja. Namun, tidak ada tenis meja di antaranya.

Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP PTMSI) menyatakan ini artinya sudah ketiga kalinya Indonesia tidak mengirimkan atlet tenis meja ke SEA Games.

Dari keterangan pers PP PTMSI yang diterima pada Selasa (18/4), dicoretnya kembali cabor tenis meja ke SEA Games ke-32 Kamboja sudah diduga sejak awal.

Menpora yang baru, Dito Ariotedjo, dipandang hanya berpatokan pada laporan KONI Pusat dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sehingga tidak menyertakan atlet PP PTMSI ke SEA Games karena ada dualisme organisasi induk cabang tenis meja.

Baca juga: Enam Petenis Meja Ditarget 2 Emas di SEA Games 2023

Padahal secara faktual tidak ada dualisme kepemimpinan karena yang ada itu adalah kepengurusan ganda PP PTMSI legal dan PB PTMSI ilegal," kata Ketua Umum PP PTMSI Oegroseno.

Padahal, lanjut mantan Wakil Kapolri itu, para atlet PP PTMSI sudah disiapkan sejak SEA Games 2019. Konsekuensi dari pencoretan itu, kata Oegroseno, tenis meja kemungkinan akan dibanned keanggotaannya oleh Federasi Tenis Meja Asia Tenggara (SEATTA). Jika itu terjadi PP PTMSI akan melapor ke CAS (Badan Arbitrase Internasional).

"Para atlet tenis meja ini punya potensi untuk bersaing di pesta olahraga dua tahunan antar bangsa se-Asia Tenggara itu. Pada SEA Games 2015 di Singapura tenis meja bisa menyumbang 1 medali perunggu, dua tahun kemudian di SEA Games Malaysia meningkat menjadi 4 medali perunggu dan tahun 2018 PP PTMSI menjadi pelaksana cabor tenis meja Asian Games Jakarta-Palembang," terang Oegroseno.

Baca juga: Oegroseno Tegaskan tidak Ada Dualisme di Cabang Tenis Meja

Sebagai bukti kesungguhan PP PTMSI seperti dikatakan Oegroseno, pihaknya pada tahun 2019 berhasil menggelar Kejuaraan Tenis Meja Internasional Asia di Yogyakarta yang diikuti 144 negara Asia termasuk atlet Israel juga ikut hadir.  

"Saya sedih dan kecewa tenis meja kembali dicoret. Pada atlet yang dipersiapkan menuju SEA Games Kamboja ini sudah latihan dan bertanding di Eropa dan Asia dengan biaya ratusan juta rupiah kolaborasi antara biaya dari PP PTMSI dan swadaya orang tua atlet," tutur Oegroseno.

BERITA TERKAIT