PENGURUS Besar Persatuan Catur Indonesia (PB Percasi) menghelat kejuaraan catur cepat Indonesia Master 3 bertajuk Piala Ketua MPR yang berlangsung di Gedung Nusantara V MPR/DPR, Jakarta, Sabtu (11/3). Ajang yang diikuti sekitar 450 pecatur itu menjadi pemanasan jekang kejuaraan nasional (kejurnas) yang bakal bergulir pekan depan.
"Turnamen catur ini sebenarnya salah satu wahana untuk menyelenggarakan pembinaan prestasi bagi pecatur nasional kita. Saya kira pada kesempatan ini yang dilaksanakan di Gedung MPR/DPR ini salah satu bagian penting turnamen yang bermutu," kata Waketum PB Percasi Bidang Organisasi, Laksma TNI Abdul Rivai Ras.
Ajang dibuka oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo secara virtual. Kejuaraan mempertandingkan nomor kelompok umur 16-19 tahun, nonmaster, dan master.
Baca juga: Percasi Harap Catur di SEA Games Terus Dikawal
Grand master yang turut berlomba di antaranya Susanto Megaranto, Cerdas Barus, dan Medina Warda Aulia. Ada tiga atlet luar negeri yang ikut berpartisipasi masing-masing dari Uzbekistan, Australia, dan Jerman.
Percasi mencanangkan kejuaraan itu menjadi pemanasan jelang kejurnas yang bakal digelar di JIEXPO Kemayoran pada 13 Maret. Adapun kejurnas akan memperlombakan catur standar, cepat, dan kilat untuk kelompok umur 7 tahun-19 tahun hingga kategori veteran (di atas 78 tahun).
"Sebentar lagi kita juga akan menyelenggarakan Kejurnas yang saya kira akan dihadiri hampir 1.500 peserta," jelas Abdul Rivai.
Baca juga: Percasi kembali Gelar Turnamen Catur Cepat Christmas Cup
"Paling tidak kita punya tanggung jawab bersama untuk mengembangkan prestasi catur secara luas lalu kemudian bagaimana mengharumkan nama bangsa di kancah internasional," imbuhnya.
Wakil I Ketua Umum KONI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Suwarno, menyampaikan dorongan agar catur terus menggencarkan pembinaan melalui kejuaraan-kejuaraan. Pasalnya, catur selama ini menjadi sakah satu cabor yang kerap menyumbang medali di ajang multievent.
"Setiap event SEA Games catur tidak pernah lepas dapat emas. Di Filipina dapat, di Vietnam kemarin dapat, hanya kebetulan di Kamboja nanti tidak dipertandingkan," ujarnya.
"Pesan saya juga dilakukan pembinaan khususnya personel yang harus berkualifikasi untuk petugas technical delegate, wasit, juri, serta kepanitiaan sehingga tidak terputus pembinaan hanya kepada atlet tapi juga pelaku olahraganya," tukas Suwarno. (Z-6)