PELETAKKAN batu pertama Museum Catur Indonesia di halaman Gedung Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) di Rawa Panjang, Bekasi, Jawa Barat, akhirnya berlangsung pada Minggu (2/10).
Eka Putra Wirya selaku Dewan Penasihat Percasi secara simbolis mengawali prosesi dengan menaruh bongkahan batu dan adukan semen untuk pondasi. Kemudian dilanjutkan oleh Nita Nathania Wirya dari Manajemen SCUA dan Ketua Umum Percasi GM Utut Adianto.
Turut hadir di acara itu, para pengurus Percasi dan tamu undangan yang ikut melakukan prosesi, yakni Wakil Ketua Umum Percasi, Ihshan Sulisto dan Willy M Yosep, Dewan Penasihat Percasi, Rusdi Taher, Ketua Yayasan BPK Penabur, Adri Lazuardi.
Utut usai prosesi peletakkan batu pertama mengatakan pembangunan Museum Catur Indonesia merupakan tonggak sejarah dalam perjalanan catur Indonesia khususnya Percasi yang didirikan pada 17 Agustus 1950.
"Museum ini desain besarnya adalah menghargai sejarah yang sudah kita perbuat. Mulai dari atlet sampai pengurus, apa saja yang sudah kita perbuat. Dan ke depan, terus untuk melanggengkan tata nilai yang harus kita jaga yaitu persahabatan, persaudaraan dan juga kerja keras," kata Utut yang juga Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan.
Utut pun mengapresiasi konsep pembangunan Museum Catur Indonesia yang digagas Eka. Menurut dia, konsep tersebut sangat menginspirasi dan mengedukasi khususnya bagi anak-anak dan generasi muda agar tertarik dan mau menekuni catur.
Baca juga: Kesehatan Mental Adalah Fondasi untuk Masa Depan Anak
"Tadi kita dengar saat presentasi ada beberapa konsep yang dihadirkan dalam Museum Catur Indonesia. Ada konsep enjoyment. Jadi bagi orang yang ngantar, bisa santai ada kopi. Tidak melulu yang serius kaya saya Grand Master gitu. Jadi orang tua pun bisa enjoy sehingga membentuk engagement atau keterikatan dan keterkaitan. Terakhir konsepnya menginspirasi. Jadi ini empat nilai yang ingin kita sampaikan dengan berdirinya museum ini," terang Utut Adianto.
Sementara Eka mengatakan pembangunan Museum Catur Indonesia adalah bagian dari langkah-langkah strategis untuk mengembangkan dan memajukan catur Indonesia. Tujuan utama dari pembangunan museum adalah bagaimana bisa menginspirasi dan mengedukasi anak-anak Indonesia untuk menyukai dan menekuni catur.
"Pemain-pemain kita berhasil karena ada sekolah catur. Agar semakin maksimal kita bikin program catur masuk sekolah. Untuk melengkapi kita buat museum. Dengan datang ke museum bisa jadi mereka terinspirasi ingin seperti Pak Utut. Tentu mereka akan bertanya bagaimana Utut Adianto bisa meraih gelar GM. Bagaimana cara belajarnya. Itulah pentingnya inspirasi," kata Eka.
"Ini suatu langkah-langkah strategis yang memang benar-benar, sehingga nanti kita estafet kepemimpinan regenerasinya sudah enak. Kita sudah membentuk pondasi-pondasi. Saya rasa yang penting itunya," imbuhnya.
Eka memperkirakan proses pembangunan Museum Catur Indonesia akan rampung dalam waktu 9 bulan. Dengan demikian, jika berjalan sesuai rencana, pada sekitar Juni 2023, Museum Catur Indonesia sudah dibuka dan dapat dikunjungi oleh masyarakat. (R-3)