26 September 2023, 16:15 WIB

Sumur Kering, Warga Beralih Ke Air Isi Ulang


Rendy Ferdiansyah | Nusantara

Antara/Muhammad Bagus Khoirunas.
 Antara/Muhammad Bagus Khoirunas.
Seorang anak membawa galon berisi air dari Sungai Ciberang di Desa Bungur Mekar, Lebak, Banten, Minggu (3/8/2023).

MUSIM kemarau yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Bangka Belitung (Babel) menyebabkan banyak sumur warga yang kering. Hal ini tentu saja membuat masyarakat kekurangan air bersih untuk keperluan minum. Guna memenuhi kebutuhan air untuk minum warga beralih membeli air isi ulang.

Rahmad, seorang warga, mengaku biasanya setiap hari keperluan air bersih untuk minum selalu masak air dari sumur. "Sumber air bersih kita ya sumur. Kita selalu masak air sumur untuk minum sehari hari," kata Rahmad, warga Senang Hati, Sungailiat, Bangka, Selasa (26/9).

Namun saat musim kemarau air sumur sumber air bersih kering. Karenanya, untuk keperluan minum sehari-hari, ia terpaksa membeli air isi ulang.

Baca juga: Menteri Perdagangan Mengakui Harga Beras Mahal

"Kita beli satu galon Rp4.000. Air inilah yang kita gunakan kebutuhan masak dan minum," ujarnya.

Ia mengaku dalam seminggu setidaknya membutuhkan tiga galon air bersih. "Kami berlima seminggu habiskan tiga galon untuk masak dan minum," ungkapnya.

Baca juga: Kekeringan Parah, Sumur Bor Buatan Pemerintah Tidak Berfungsi

Hal senada juga disampaikan irawan. Ia mengaku dalam seminggu habis empat galon air. "Kami bertujuh, termasuk anak lima," katanya.

Menurutnya, air sumur memang tidak kering tetapi hanya untuk mandi dan mencuci, tetapi tidak bisa untuk masak dan minum. "Airnya keruh, jadi hanya bisa digunakan untuk mandi dan mencuci," terangnya.

Pekerja air isi ulang, Surya, mengatakan semenjak musim kemarau banyak warga yang datang membeli air galon. "Biasanya sehari 40 galon, tetapi sekarang meningkat tiga kali lipat menjadi 120 galon, karena banyak yang beralih ke air galon, dampak sumur yang mengering," ucap dia. (Z-2)

BERITA TERKAIT