21 September 2023, 09:20 WIB

Wabah Malaria di Kalimantan Selatan masih Tinggi


Denny Susanto | Nusantara

ANTARA/Subur Atmamihardja
 ANTARA/Subur Atmamihardja
 Petugas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan melakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk Aedes aegypti pembawa virus penyebab DBD.

PENYAKIT malaria masih menjadi momok bagi masyarakat di sejumlah daerah di Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk itu Pemprov Kalsel menargetkan bisa mengeliminasi penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Anopheles betina tersebut pada 2024 mendatang.

"Di Kalsel masih ada tiga kabupaten yang belum eliminasi penyakit malaria. Tetapi kita menargetkan Kalsel bebas malaria pada 2024, sementara secara nasional pada 2030 mendatang," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, Diadudin, Kamis (21/9).

Tiga kabupaten di Kalsel yang belum eliminasi penyakit malaria adalah Kotabaru, Balangan dan Tanah Bumbu. Malaria merupakan penyakit disebabkan parasit Plasomodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.

Baca jugaWarga Diingatkan untuk Memeriksa Kandungan Bahan Aktif Obat ...

Daerah-daerah pedalaman dan kawasan pegunungan menjadi daerah rawan serangan malaria. Hingga semester pertama 2023 jumlah kasus malaria di Kalsel tercatat sebanyak 53 kasus.

Terkait hal itu Dinas Kesehatan Kalsel sebelumnya menggelar kegiatan advokasi program pengendalian malaria yang dipusatkan di Kabupaten Kotabaru. Selain malaria, penyakit yang disebabkan nyamuk banyak terjadi di Kalsel adalah demam berdarah (DBD).

Sebelumnya Pemprov Kalsel menugaskan sebanyak 446 tenaga kesehatan (Nakes) khusus ke puskesmas di wilayah pelosok kabupaten. Penugasan khusus ratusan tenaga kesehatan ini dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya di daerah pedalaman dan terpencil. (DY/N-2)

BERITA TERKAIT