PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Purworejo di Provinsi Jawa Tengah mendorong para kepala desa (kades) di luar lokasi Demplot Scalling Up (Non CSA) memanfaatkan dana desa untuk replikasi teknologi Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] yang terbukti mendukung peningkatan produktivitas pertanian, khususnya budi daya padi.
Capaian teknologi CSA yang diusung Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] disaksikan oleh Wakil Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti didampingi Kapusluh Bustanul Arifin Caya pada Temu Lapang Petani dan Farmer Field Day [FFD] di Desa Tegalrejo, Kecamatan Banyuurip, Purworejo, Jateng, bulan lalu.
Dukungan bagi Kades untuk memanfaatkan Dana Desa bagi replikasi teknologi CSA dikemukakan oleh Camat Bayan, Dwi Cahyono Hadi Saputro saat menghadiri panen padi di lokasi Demplot Scalling Up CSA Purworejo di Desa Kalimiru, Senin (18/9).
Baca juga: Kementan Gelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas UMKM Jalur Investasi
Hasil ubinan panen padi CSA capai 10,6 ton per hektare Gabah Kering Panen [GKP] yang disaksikan oleh tim dari Badan Pusat Statistik (BPS) Purworejo.
Kades Diminta Lakukan Repilkasi CSA
"Kelompok tani dapat menyampaikan pada Musrenbangdes, untuk ditindaklanjuti para kades agar replikasi CSA bisa menggunakan dana desa," kata Camat Dwi Cahyono yang mengaku puas pada capaian CSA di Kecamatan Bayan dalam keterangan pers, Kamis (21/9).
Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang mengaku senang dengan para bupati dan gubernur yang agresif memperjuangkan kebutuhan pangan masyarakatnya.
"Saya suka gubernur, bupati, walikota hingga camat dan kepala desa yang agresif, karena kita bisa memecahkan masalah langsung di lapangan, juga harus membuktikan kerja nyata di lapangan," katanya.
Baca juga: Pj Sekda Pinrang Dorong Petani CSA Tingkatkan Produktivitas Pertanian
Harapan senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi pada pemerintah daerah untuk mendukung program Kementan melalui SIMURP.
"Selain untuk pengelolaan dan pengembangan irigasi partisipatif menuju modernisasi irigasi pada masa yang akan datang, juga integrasi kebijakan nasional dan kebijakan daerah," katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa Program SIMURP berada di garis terdepan menangkal El Nino melalui Alternate Wetting and Drying (AWD) di lahan sawah dan berhasil signifikan menurunkan gas metan.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya mengatakan SIMURP juga membangun pemupukan berimbang dan menggaungkan program pestisida nabati, untuk mengurangi pestisida kimia, apalagi saat ini harga pupuk kimia terus melambung.
Baca juga: Mentan SYL di Gernas El Nino Bone: Kita Harus Makin Inovatif
"Tujuan CSA SIMURP adalah peningkatan Intensitas Pertanaman, meningkatkan produktivitas dan pendapatan sektor pertanian dan mengurangi emisi Gas Rumah Kaca," katanya.
Kegiatan panen padi di lokasi Demplot Scalling Up CSA Purworejo di Desa Kalimiru berlangsung pada lahan Poktan Maju Muda Makmur, Senin [18/9] dihadiri tim dari Kabupaten Project Implementation Unit [KPIU] SIMURP Purworejo; Camat Bayan, Dwi Cahyono Hadi Saputro; Kades Kalimiru, Agung Yuli Priatmoko, Koordinator BPP Bayan, Nur Silaturahmi dan Ketua Poktan Endro Purwono beserta Forkopimcam Bayan.
KPIU - DKPP Purworejo diwakili pelaksana teknis mengatakan bahwa ada tiga tujuan CSA yakni peningkatan produktivitas, peningkatan indeks pertanaman dan menurunkan emisi GRK.
"Desa bersama Poktan dapat diupayakan memiliki alat penyemprotan dengan Alsin Drone sebagai alih teknologi. Terlebih capaian hasil ubinan CSA mencapai 10,6 ton GKP per hektare. (RO/S-4)