29 August 2023, 13:10 WIB

Waspada, Kemarau di Jateng Tahun Ini Lebih Panjang


Akhmad Safuan | Nusantara

MI/Akhmad Safuan
 MI/Akhmad Safuan
Kemarau di Jawa Tengah diprediksi baru berakhir pada akhir tahun. Masyarakat diminta waspada kekeringan.

MUSIM kemarau di Jawa Tengah diperkirakan lebih panjang, hingga akhir tahun. Kondisi ini menyebabkan kesulitan air bersih di beberapa daerah kian meluas dan ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin tinggi.

Berdasarkan pantauan Media Indonesia, kekeringan di Pantura kian meluas. Di Kabupaten Demak sebelumnya kekeringan baru terjadi di belasan desa tetapi kini telah meningkat menjadi 62 desa di 14 kecamatan, kondisi terparah terjadi di Blora yang telah mencapai 135 desa alami kekeringan. Di Grobogan dari sebelumnya 37 desa menjadi 87 desa yang alami krisis air bersih.

"Sampai saat ini kita telah saluran 305 ribu liter air untuk 2.344 keluarga di Grobogan ini," kata Kepala Seksi Pelayanan dan Kemitraan PMI Kabupaten Grobogan Gesit Kristyawan.

Baca juga: Antisipasi Kekeringan, Ditlin Laksanakan Gerakan Penanganan Dampak Perubahan Iklim di Indramayu

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan hingga kini sudah disalurkan lebih 10 juta liter air disalurkan ke desa-desa terlanda kekeringan. "Jika daerah tidak dapat memenuhi kebutuhan air bersih lapor saya, segera saya kirim bantuan," tambahnya.

Kepala BMKG Jawa Tengah Sukasno, Selasa (29/8), mengungkapkan warga Jawa Tengah diminta mewaspadai dampak kekeringan. Berdasarkan analisis data yang ada diperkirakan kemarau akan lebih panjang dibandingkan tahun 2019.

Baca juga: Waspada Udara Kota Semarang Belum Baik

Dampak El  Nino terjadi saat ini berbeda dibandingkan tiga tahun lalu, lanjut Sukasno, sehingga kemarau diperkirakan akan berlangsung lebih lama. Kemarau diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun mendatang. "Hujan diperkirakan baru akan mulai turun pada Januari 2024 mendatang," ujarnya.

Lebih lanjut Sujasno mengatakan akan melihat perkembangan tiga bulan ke depan. Namun ia memastikan el nino akan berlangsung hingga awal tahun depan. 

Akibat kekeringan itu, kata Sukasno, daerah diminta waspada akan kekurangan air bersih dan pengairan di sawah. Selain itu, ancaman karhutla karena banyak tanaman mengering hingga mudah terbakar, terutama di area hutan yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Tengah ini. (Z-3)
 

BERITA TERKAIT