KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI mengibarkan bendera Merah Putih di bawah laut di Bali serangkaian peringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke-78 di Bali. Pengibaran bendera itu untuk mengingatkan kembali bahwa sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia dan pemajuan kebudayaan, serta situs bawah laut tidak hanya untuk dikenang, tetapi untuk dilestarikan dan dipelihara demi kemajuan bangsa.
Pengibaran Merah Putih dari Kemendikbudristek dilakukan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV, Direktorat Jenderal Kebudayaan bersama satuan Brimob Polda Bali. Mereka melaksanakan Upacara pengibaran Bendera Merah Putih di bawah laut, Kamis (17/8).
Kegiatan diselenggarakan bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) Ke- 78. Acara berlangsung di dua lokasi yang saling terintegrasi, di darat digelar di Puri Madha Dive Resort, dan untuk di bawah air, di area karamnya kapal USAT Liberty, perairan Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Hadir dalam acara ini antara lain Direktur Film, Musik dan Media Ahmad Mahendra, Restu Gunawan, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, dan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV Abi Kusno.
Baca juga: Gubernur NTT Viktor Laiskodat Pimpin Upacara 17 Agustus
Ahmad Mahendra mengatakan kegiatan ini dilaksanakan untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat, khususnya generasi muda dan para penyelam tentang pentingnya menjaga ekosistem cagar budaya dibawah laut.
"Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya perlindungan untuk melestarikan budaya di bawah laut. Karena situs atau cagar budaya tidak hanya di darat, tapi banyak juga situs dan cagar budaya di bawah laut, " papar Ahmad Mahendra.
Baca juga: Semangat Kebangsaan Bergema di PLBN Sota Provinsi Papua Selatan
Terdeteksi 462 titik warisan budaya bawah air yang ada di Indonesia. Titik warisan itu berupa kapal, pesawat, keramik, senjata, dan aneka peninggalan bersejarah lain. Dari jumlah itu, baru 145 titik yang berhasil disurvei Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan hanya sedikit tinggalan arkeologi yang mendapatkan penanganan.
"Kendala yang dihadapi oleh para arkeolog yang bergelut di bawah air antara lain kekurangan tenaga ahli, adanya pemburu harta karun, biaya yang mahal, kurangnya pengetahuan, serta adanya aktivitas mikro dan makroorganisme yang mengancam keberadaan Cagar Budaya," jelasnya.
Di sisi lain, pengibaran Merah Putih di bawah laut adalah untuk mengingatkan tempat bersejarah di bawah laut Indonesia. "Bagaimana untuk melihat situs-situs bawah laut, ini penting juga untuk mengingatkan kepada generasi muda dan sebagai moment bagi penyelam dalam menjaga kebudayaan di bawah laut. Utamanya bagaimana cara melestarikan situs bawah air. Ke depan kita Dirjen Kebudayaan akan membuat kegiatan seluruh Indonesia, harapannya cagar dan situs budaya bahwa laut kita jadi destinasi sehingga terjaga keamanannya," urainya.
Sementara itu Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan kegiatan tersebut sebagai momentum untuk melihat bagian sejarah dan budaya yang harus kita lestarikan, salah satunya peninggalan di Bawah Air. Menurutnya hingga saat ini belum optimal dalam melakukan pemajuan kebudayaan dari sisi ini.
"Kegiatan ini untuk mengingatkan kita semua bagaimana sejarah dan budaya di Tanah Air patut kita lestarikan. Apalagi kurangnya optimal pemajuan budaya di bawah laut," papar Hilmar Farid.
Hilmar mengaku belum optimal memajukan mengelola cagar budaya bawah ait. "Karena itu Dirjen Kebudayaan akan mengadakan pelatihan-pelatihan untuk mengajak para penyelam professional mengenal, memahami dan ikut melestarikan Cagar Budaya Bawah Air. Jadi kami undang para komunitas selam, sekali lagi mudah-mudahan kita dapat bekerja sama dengan semua pihak untuk mengelola warisan budaya bawah air," papar Hilmar
Upacara pengibaran Bendera Merah Putih di bawah air dalam rangka memperingati HUT kemerdekaan Republik Indonesia Ke -78 yang di laksanakan di Tulamben, Bali pada Kamis (17/8/2023). Dengan Komandan Satuan Brimob Polda Bali Kombespol Firdaus Wulanto, yang bertindak sebagai inspektur upacara di bawah air. Melibatkan 48 penyelam yang terbagi menjadi 3 barisandalam formasi 17-8-23 melambangkan 17 agustus 2023.
Peserta upacara merupakan kolaborasi antar satuan Brimob Polda Bali bersama 17 komunitas penyelam pemerhati tinggalan budaya bawah air perwakilan dari berbagai provinsi di Indonesia. Ada 17 Komunitas penyelam itu antara lain, Celebes Dive, Komunitas Sea Soldier, Sentra Selam Jogja, Komunitas Selam Gorontalo, Ghapura Dive Raja Ampat, Manado Freediving, Arkeologi Bawah Air HIMA Universitas Gadjah Mada, PB POSSI Bidang Arkeologi Bawah Air, Emas Diving Club (EDC), Rafflesia Bengkulu Diving Centre, Kelompok Penyelam Arkeologi (KOMPAK) Gwen Dive Belitung, Polairud Polda Jambi, Komunitas Selam di Bangka, dan Komunitas Selam di Belitung, serta Komunitas Selam Adespin.
Area upacara bawah laut terletak pada kedalaman 6 meter tepat di depan situs kapal USAT Liberty. Tiang bendera setinggi 17 meter (menyimbolkan tanggal 17), dibuat dengan proporsi 6 meter di bawah laut dan 11 meter di atas permukaan laut. Rangkaian teknis ini menggambarkan semangat mengharumkan nama bangsa dari dasar laut hingga ke angkasa. (Z-3)