PETANI di wilayah di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah memanen bawang sejak akhir pekan ini yang membuat harga jual bawang di tingkat petani anjlok.
Pada Minggu (13/8), harga bawang di petani setempat sebesar Rp8.000 per kilogram, dibandingkan harga sebelumnya sebesar Rp12.000 per kilogram.
"Sering harga anjlok seperti saat ini harga bawang Rp8.000 per kilogram tidak dapat menutupi biaya yang kami keluarkan," kata Ketua Kelompok Tani Tunas Muda, Kecamatan Pantai Baru, Saulus Paulus Banawa.
Baca juga: Mentan Lepas Ekspor Bawang Merah ke Thailand, Nilainya Setara Rp3,4 Miliar
Pada kegiatan panen perdana bawang pada Jumat (11/8), Saulus sudah menyampaikan anjloknya harga bawang merah tersebut ke Gubernur NTT Viktor Laiskodat. "Kami berharap ada instransi yang bisa mem-backup dan mencari pasar bagi petani agar tidak dirugikan," ujarnya.
Pada kesempatan bertemu Gubernur, Saulus juga minta pemerintah bantu mengatasi persediaan air yang mulai berkurang akibat kemarau.Menurutnya, di lokasi penanaman bawang tersebut terdapat satu sumur bor yang dibangun Dinas PUPR NTT, akan tetapi sumur tersebut sudah rusak.
Baca juga: Tingkatkan Produksi Bawang Merah, Polbangtan Kementan Panen Hasil Penelitian
"Kami sedang membuat sumur kecil di pinggir sawah untuk menyiram tanaman (bawang), namun untuk bagian tengah sawah tidak bisa ditanam karena sulit dan jauh untuk dijangkau air. Kami berharap agar ada perhatian dari pemerintah agar petani bisa mengalirkan air sampai ke tengah sawah," kata dia.
Terkait permintaan petani tersebut, Laiskodat bersedia mendanai pengeboran sumur di tengah persawahan.
"Untuk harga jual hasil pertanian wakil bupati (Rote Ndao)) lakukan kerja sama dengan kota dan kabupaten lain serta pihak ketiga dalam proses distribusinya," ujar Gubernur. (Z-6)
