11 August 2023, 01:20 WIB

Petani Milenial Jatim Perkokoh Kolaborasi dengan Keuangan Syariah


Media Indonesia | Nusantara

Ist
 Ist
Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana (kiri).

SINERGI sektor pertanian dengan perbankan terus diupayakan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mendukung petani milenial dan wirausahawan muda pertanian memanfaatkan akses permodalan via Kredit Usaha Rakyat [KUR] mengacu prinsip-prinsip perbankan syariah.

Upaya Kementan terelaborasi pada webinar Millenial Agriculture Forum (MAF) edisi spesial bertajuk 'Tumbuh dan Berkembang bersama KUR' pada Rabu [9/8].

Webinar MAF berlangsung di Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Karekso di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Baca juga: Budi Daya Kakao, Petani Milenial Jatim Belajar hingga Palopo

Webinar MAF diinisiasi Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] yakni Polbangtan Malang selaku Provincial Project Implementation Unit [PPIU] dari Program Youth Enterpreneurship And Employment Support Services (YESS) di Provinsi Jatim.

Webinar MAF dihadiri Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana; Manajer Pemasaran Mikro BSI cabang Pasuruan, Muhammad Khoirul Huda; Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Wonorejo, Arif Arkanuddin; founder kedai kopi Wak Karim, Abdul Karim dan Dwi Agus dari Linus Kopi dan Project Manager PPIU Jatim, Acep Hariri yang hadir via zoom.

Kementan Fasilitasi Milenial Jadi Petani dan Wirausaha Pertanian

Langkah PPIU YESS Jatim sejalan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa Kementan berkomitmen untuk terus memfasilitasi generasi milenial terjun menjadi petani dan berwirausaha pertanian. 

Baca juga: SMK-PP Kementan Sosialisasikan Inkubator Bisnis bagi Stakeholders

“Petani milenial memiliki intelektual yang sudah terbangun tetapi tersandung masalah modal yang terbatas, maka dari itu kita jembatanim sesuai perintah Presiden Joko Widodo melalui KUR," katanya.

Mentan Syahrul meminta pemerintah daerah mengoptimalkan serapan KUR guna membiayai berbagai program pertanian.
Pemerintah provinsi, kabupaten/kota harus mengubah gaya pembiayaan yang selama ini sangat bergantung pada anggaran negara dengan cara melibatkan partisipasi perbankan maupun pihak swasta.

Hal itu diamini Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi yang mengajak seluruh petani milenial memanfaatkan akses permodalan melalui Program Petani Milenial Akses KUR (TaniAKUR) untuk mengembangkan skala usahanya.

Baca juga: Kementan Tingkatkan Kapasitas Pendamping Petani Milenial di Pacitan, Jatim

“Jangan takut mengakses KUR untuk mengembangkan bisnis karena pertanian sudah terbukti pasti menguntungkan asal dikelola dengan cara-cara yang baik dan benar," katanya.

KUR dengan Bunga Lebih Rendah

Dedi Nursyamsi menambahkan KUR adalah anggaran atau modal yang dicanangkan oleh pemerintah dengan bunga rendah, hanya 6%, jauh lebih rendah ketimbang akses permodalan lainnya.

Manajer Pemasaran Mikro BSI cabang Pasuruan, MK Huda menegaskan komitmen Bank Syariah Indonesia [BSI] mendukung akses modal petani milenial melalui solusi keuangan yang mengacu pada prinsip-prinsip syariah.

"Kami percaya, pertanian yang berkelanjutan dan berkualitas dapat menjadi fondasi penting bagi masa depan lebih baik. BSI siap kolaborasi dengan para pemangku kepentingan di sektor pertanian," katanya.

Era Kolaborasi antara Petani Milenial dan Wirausaha Muda

Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana mengatakan, saat ini adalah era kolaborasi sesama petani milenial dan wirausahawan muda pertanian, maupun dengan stakeholders baik sebagai sebagai offtaker serta kalangan perbankan adalah keniscayaan.

"Kami bangga menjadi tuan rumah MAF. Kami percaya dengan olaborasi dan berbagi pengetahuan, generasi muda dapat membawa perubahan positif dalam sektor pertanian dan mendukung ketahanan pangan nasional," katanya.

Udrayana mengharapkan dengan potensi kolaborasi, akan memajukan pertanian Indonesia melalui kerja keras dan kerja cerdas dari petani-petani milenial di seluruh Indonesia.

Baca juga: Kementan Kawal Petani Milenial Jawa Timur Terapkan Smart Farming

Project Manager PPIU Jatim, Acep Hariri menegaskan komitmen Kementan bersama Program YESS memberikan peluang bagi generasi milenial berinteraksi langsung dengan ahli dan pelaku industri pertanian seraya mengapresiasi dukungan para pihak bagi penyelenggaraan MAF tersebut.

"Kami percaya, kolaborasi akan memungkinkan pertukaran ide, pengetahuan dan pengalaman yang akan mendorong pertumbuhan sektor pertanian di Jatim, khususnya pertanian berkelanjutan seperti halnya dukungan P4S Karekso selaku BDSP Jatim sebagai tuan rumah kegiatan MAF kali ini maupun kehadiran para narasumber," katanya.

Koordinator BPP Wonorejo, Arif Arkanuddin menegaskan tentang pentingnya peran penyuluhan guna memberdayakan para petani muda, untuk terus memberikan pendampingan.

Sementara founder kedai kopi Wak Karim, Abdul Karim dan Dwi Agus dari Linus Kopi berbagi kisah inspiratif tentang perjalanan bisnis mereka dan kiat mengatasi hambatan selama mengembangkan bisnis olahan pertanian. (RO/S-4)

BERITA TERKAIT