10 August 2023, 01:17 WIB

Produktivitas CSA Kalteng Tembus 6,02 Ton Per Hektare Gabah Kering Panen


Media Indonesia | Nusantara

Ist
 Ist
Rakor SIMURP Kalteng di Kabupaten Katingan, Kalteng.

REALISASI ubinan lahan sawah padi lokasi Demonstration Plot (Demplot) dari Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) di Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menembus 6,02 ton/ha Gabah Kering Panen (GKP).

Hasil tersebut setara 5,21 ton/ha Gabah Kering Giling (GKG) di lahan Demplot Inti CSA seluas satu hektare milik kelompok tani (Poktan) Sido Urip yang luas totalnya mencapai 80 hektar di Kecamatan Katingan Kuala. 

Capaian tersebut mengemuka pada Rapat Koordinasi (Rakor) yang digelar Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project 2023 (SIMURP) dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Katingan Kuala di Desa Makmur Utama, baru-baru ini. 

Baca jugaKementan Gandeng UGM Bangkitkan Produk Alsintan Dalam Negeri

Kegiatan Rakor SIMURP Kalteng dihadiri tim dari National Project Implementation Unit (NPIU), Provincial Project Implementation Unit (PPIU) hingga KPIU dilanjutkan panen dengan mesin panen modern (combine harvester).

Sejalan dengan Arahan Mentan SYL

Optimisme petani dan penyuluh CSA Katingan, Kalteng sejalan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) tentang kesulitan global, saat semua sektor melemah, pertanian tetap bangkit bahkan produktivitasnya terus meningkat sebagai menjadi bantalan perekonomian negara.

"Saya harap semua bergerak bersama memanfaatkan potensi lahan untuk terus memproduksi pangan," katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menyoroti upaya peningkatan kualitas SDM pertanian di seluruh Indonesia sebagai kunci pembangunan pertanian sekaligus peningkatan produktivitas.

Baca juga: Kementan Kawal Sekolah Lapang CSA di Subang, Jabar, Terapkan Genta Organik

“Kalau ingin pertanian semakin maju, maka harus diperkuat SDM-nya. Pengetahuan dan kemampuan SDM pertanian harus terus ditingkatkan untuk mendukung hal itu,” katanya.

Tingkatkan Kualitas SDM Pertanian

Peningkatan kualitas SDM pertanian, menurut Dedi Nursyamsi, goal-nya adalah meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) diutamakan padi dan tanaman bernilai ekonomi tinggi, produktivitas, produksi serta peningkatan pendapatan petani melalui penerapan CSA dalam menghadapi dampak dampak perubahan iklim menuju ketahanan pangan berkelanjutan.

"Demplot seperti dikembangkan SIMURP merupakan salah satu metode penyuluhan pertanian agar teknologi CSA yang diinformasikan lebih mudah diterima petani. Petani diharapkan lebih cepat tahu, mau dan mampu melaksanakan kegiatan pertanian dengan contoh yang nyata," katanya lagi.

Baca juga: Rehabilitasi Lahan dan Ketahanan Pangan, Polbangtan Kementan Bagikan Bibit Tanaman

Terkait kegiatan Demplot CSA dan Scalling Up di Katingan Kuala, penyuluh Alpan Samosir melaporkan bahwa petani setempat sudah memahami metode CSA SIMURP menggunakan varietas yang tahan kondisi iklim (El Nino), seleksi benih, dan sistem jajar legowo.

Selain itu, memangfaatkan penggunaan Alternative Wetting and Drying (AWD) atau sistem pergiliran basah dan kering pengairan yang hemat air dan dapat di terapkan oleh petani untuk mengurangi pemakaian air irigasi di lahan sawah tanpa mengurangi hasil panen dengan pemberian air secara terputus-putus. 

Penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan hasil produksi ketimbang pupuk kimia berlebihan, penggunaan pupuk organik, pestisida nabati yang ramah lingkungan dapat menekan biaya produksi.

Baca juga: Kelor Kian Melejit, Superfood Ini Berhasil Raih Omzet Per Tahun Rp 4 Miliar

Kepala Dinas TPHP Sunarti dalam sambutan yang disampaikan Sekretaris Dinas TPHP Retno NU bahwa Rakor bertujuan untuk melakukan konsolidasi dan koordinasi program SIMURP di provinsi dan kabupaten, terutama menjelang berakhirnya program pada 2024. 

"Selain itu, juga mendorong percepatan kegiatan SIMURP  2023, dengan kegiatan monitoring dan evaluasi," katanya.

Menurut Sunarti, Kecamatan Katingan Kuala merupakan wilayah produksi padi terluas di Kalteng setelah Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau, diharapkan hasil panennya dapat menyokong kebutuhan beras Kalteng.

Baca juga: Gandeng IPB Training, Ditjenbun dan BPDPKS Gelar Pelatihan Budi Daya Kelapa Sawit

Beberapa poin yang dihasilkan Rakor antara lain Poktan dan masyarakat di lokasi SIMURP mengusulkan agar program tetap dilanjutkan pasca selesai pada 2024, Pemprov dan Pemkab berkomitmen untuk meneruskan program SIMURP karena sudah terbukti dirasakan manfaatnya oleh petani.

 Kepala BPP Katingan Kuala, Mario mengharapkan Program SIMURP menjadi percontohan. "Ke depan, SIMURP dapat menjadi percontohan pertanian dan pelopor pertanian organik, yakni pertanian sehat dan ramah lingkungan, sehingga kita tidak ragu mengonsumsi beras lagi," kata Mario. (RO/S-4)

BERITA TERKAIT