22 July 2023, 21:19 WIB

Pasar Ekstrem Tomohon Hentikan Penjualan Daging Anjing dan Kucing


Wisnu Arto Subari | Nusantara

Antara/Adwit Pramono.
 Antara/Adwit Pramono.
Aktivis HSI mengangkut kandang anjing yang akan dijual di rumah potong hewan di Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat (21/7/2023). 

PASAR hewan yang ekstrem di Tomohon, Sulawesi Utara, menghentikan penjualan daging anjing dan kucing. Ini dilakukan setelah bertahun-tahun mendapat tekanan aktivis untuk menghentikan perdagangan itu dan metode penyembelihannya yang brutal.

Daging anjing dan kucing ada bersama kelelawar, tikus, ular, dan monyet di Pasar Ekstrem Tomohon di pulau Sulawesi. Namun kini larangan penjualan daging anjing dan kucing diberlakukan pada Jumat (21/7).

"Pasar yang sebelumnya tanpa kompromi sebagai yang pertama di Indonesia itu akhirnya mundur dan menghentikan perdagangan daging kucing dan anjing," kata kelompok hak-hak hewan Humane Society International (HSI) dalam suatu pernyataan Jumat. Ia menyebut larangan itu sebagai, "Kesepakatan bersejarah yang akan menyelamatkan ribuan hewan dari dipukul dan dibakar sampai mati untuk konsumsi manusia."

Baca juga: Pemkot Tomohon Kunker ke Pemkot Denpasar Belajar Kerukunan Beragama dan Pariwisata

Indonesia masih menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang masih mengizinkan penjualan daging anjing dan kucing karena tradisi dan budaya setempat. Enam pedagang daging anjing dan kucing yang tersisa di pasar menandatangani perjanjian untuk menghentikan penjualan. Wali Kota Tomohon menandatangani undang-undang larangan perdagangan itu di masa depan di pasar. 

"Dampaknya akan sangat luas, menutup bisnis bagi jaringan luas para pedagang, pencuri anjing, dan penjagal," kata Lola Webber, direktur kampanye HSI untuk mengakhiri perdagangan daging anjing. "Kami berharap kesepakatan yang belum pernah terjadi ini akan menetapkan standar."

Baca juga: Bawa Turis Malaysia, Kapal Tenggelam di Perairan TN Komodo

Kelompok hak asasi mengatakan perjanjian itu berpotensi menyelamatkan nyawa ribuan anak anjing di pulau itu. Asal tahu saja, sebanyak 130.000 ekor disembelih setiap tahun.

Pasar telah menuai kritik luas dari para aktivis atas metode yang digunakan untuk menyembelih hewan, seperti pemukulan, gantung, dan pembakaran saat mereka masih hidup.

Seruan itu meningkat setelah kelompok pertama wabah virus korona pada 2020 dikaitkan dengan pasar basah di kota Wuhan di Tiongkok memicu kekhawatiran di tempat lain bahwa virus berpindah dari hewan ke manusia. HSI dan kelompok HAM Indonesia juga berusaha menghentikan perdagangan untuk mencegah penyebaran virus rabies yang mematikan itu.

Elvianus Pongoh, salah satu penjual di Tomohon selama 25 tahun, mengatakan waktu yang tepat untuk mengakhiri perdagangan. "Saya mungkin telah membantai ribuan anjing. Sesekali saya melihat ketakutan di mata mereka saat saya datang untuk mereka dan itu membuat saya merasa tidak enak," katanya dalam siaran pers HSI. "Saya tahu larangan ini yang terbaik untuk hewan dan juga yang terbaik untuk melindungi masyarakat." (AFP/Z-2)

BERITA TERKAIT