07 June 2023, 13:35 WIB

Jatim Terjunkan Ratusan Petugas Cegah Karhutla di Jatim


Faishol Taselan | Nusantara

ANTARA/SENO
 ANTARA/SENO
Ilustrasi kebakaran hutan dan lahan.

PEMERINTAH Provinsi Jawa Timur menurunkan ratusan petugas yang tergabung dalam Tim Gabungan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Tingkat Provinsi Jawa Timur. Tujuannya untuk mengantisipasi karhutla di Jawa Timur.

Ratusan petugas terdiri dari Tim Dinas Kehutanan Jatim, Polisi Hutan, Pengeloal Taman Nasional, BPBD, BNPB, dan relawan dikumpulkan dalam apel siaga di Lapangan Kaliandra Resort, Pasuruan,

Apel digelar sebagai bentuk membangun kesiapan dalam penanggulangan karhutla di Jawa Timur tahun ini. Utamanya untuk memastikan kesiapsiagaan personel, peralatan, sarana dan prasarana penanganan kebakaran hutan dan lahan.

Baca juga: Babel Siapkan Anggaran Tak Terduga untuk Penanganan Karhutla

"Ada tim dari kehutanan, ada polisi hutan, ada pengelola Taman Nasional, cukup banyak di Jawa Timur. Kemudian ada relawan, ada BPBD, ada BNPB tentu dikuatkan Pemkab/ Pemkot. Tim ini menjadi penting untuk di konsolidasikan agar terbangun kewaspadaan dan kesiapsiagaan secara seksama," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa usai apel siaga, Rabu (7/6).

Oleh karena itu, menurutnya, langkah-langkah antisipasi dan mitigasi dengan mengkonsolidasikan berbagai kekuatan menjadi bagian penting baik basis kabupaten/kota maupun basis desa terdekat dengan area yang dimitigasi.

"Misal Kota Batu ini sudah mulai ada kebakaran di Panderman. Dan itu tingkat kecuramannya sampai 70 derajat, pada posisi seperti ini tidak  mudah kalau hanya menggunakan peralatan peralatan manual. Selain itu juga dibutuhkan keterampilan secara khusus. Agar efektif penanganannya dan aman secara personal," jelasnya.

Kemampuan tersebut diharapkan Khofifah harus dimiliki oleh tim yang akan melakukan berbagai proses penanganan dan pengendalian karhutla jika terjadi kebakaran hutan. Misalnya, terkait pembasahan dan memastikan bahwa kebakarannya dapat teratasi.

Baca juga: Sejumlah Wilayah Masuki Musim Kemarau, BMKG: Siaga Karhutla dan Kekeringan

"Skill ini menjadi penting oleh kota dan provinsi, supaya terus dilakukan proses update training-training sesuai kebutuhan. Untuk bisa memberikan skill mereka, ketika harus mengatasi tingkat kebakaran dan kesulitan tertentu," jelasnya.

"Jangan pernah menganggap ringan,  misalnya banjir, longsor, kekeringan dan menurunnya kesuburan lahan. Sampai sekarang, tentu tidak bisa dihitung dan tidak bisa disetarakan dengan kerugian ekonominya. Dan pada umumnya bencana Karhutla menimbulkan bencana kabut asap yang berdampak pada pendidikan, sosial, ekonomi bahkan transportasi," imbuhnya.

"Beberapa sektor yang merugi antaralain mulai dari pendidikan, ekonomi, kesehatan termasuk transportasi," ujar Khofifah. (Z-6)

BERITA TERKAIT