05 June 2023, 20:26 WIB

Teror Banyak Buaya, Nelayan Teluk Palu Takut Melaut


M. Taufan SP Bustan | Nusantara

Antara/Fakhri Hermansyah.
 Antara/Fakhri Hermansyah.
Ilustrasi.

SEJUMLAH nelayan yang beraktivitas di pantai Teluk Palu, Sulawesi Tengah, terpaksa harus istirahat turun ke laut. Alasannya bukan karena cuaca buruk, tetapi akibat teror buaya.

Salah satu nelayan di Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Sangker mengatakan sudah dua pekan terakhir nelayan di Lere istirahat turun ke laut karena buaya sering muncul di pesisir pantai. Bahkan, buaya jenis muara dengan pelbagai ukuran tersebut biasanya berjemur di sekitar wilayah tambatan perahu nelayan.

"Tidak turun ke laut karena kami takut digigit buaya. Daripada menantang maut, mending istirahat dulu melaut sampai suasana sudah relatif aman," terangnya kepala Media Indonesia di Palu, Senin (5/6).

Baca juga: Heboh, Ibu dan Anak di Labura Digigit Buaya

Ketakutan warga yang berprofesi sebagai nelayan terhadap buaya yang sering muncul di Teluk Palu, khususnya pantai Lere, pantai Talise, dan pantai Kampung Nelayan beralasan. Pasalnya, buaya tersebut bukan hanya meneror tetapi juga sudah mengancam nyawa nelayan saat mereka mencari ikan dan hasil laut lain.

"Di sepanjang pantai Teluk Palu dari Lere, Talise, hingga Kampung Nelayan sudah banyak warga menjadi korban gigitan buaya," sambung nelayan pantai Talise, Andi Burhan, saat ditemui terpisah. Ia menceritakan kejadian yang belum lama ini menimpa rekannya. Saat itu, rekannya yang sedang santai memancing ikan tiba-tiba diserang buaya. Beruntung saat itu, rekannya bernama Herman bisa selamat.

Baca juga: Warga Jalan Saraswati Ujung Digegerkan dengan Seekor Buaya Lepas

"Setelah diserang itu, perahu yang dipakai Herman terbalik. Pas Herman jatuh di air, buaya juga langsung coba menggigit, beruntung waktu itu Herman cepat pukul mata buaya pakai dayung sampai buaya pergi sendiri," ungkap Andi.

Namun nasib berbeda menimpa nelayan lain yang menjadi korban gigitan buaya. "Kalau di pantai Talise sudah ada lima nelayan yang digigit buaya. Alhamudlillah nyawa mereka semuanya masih terselamatkan, tetapi tetap ada luka," tegas Andi.

Sangker dan Andi mewakili sejumlah nelayan yang beraktivitas di pantai Teluk Palu berharap pemerintah, khususnya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), setempat bisa menangani buaya tersebut. Terlebih berdasarkan laporan warga, buaya yang berkembang biak di pantai Teluk Palu lebih dari 15 ekor. (Z-2)

BERITA TERKAIT