GUBERNUR Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk melakukan pendataan secara rinci desa-desa yang memiliki potesi menjadi Desa devisa serta yang bisa mengembangkan wisata.
"Segera dilakukan pendataan lebih rinci, masih banyak desa yang bisa dijadikan sebagaia Desa Devisa," kata saat membuka The 4th Kampoeng Kreasi Pameran Kreativitas dan Inovasi Desa di Surabaya.
Saat ini, sebut Khofifah, Jawa Timur sudah memiliki 102 Desa Devisa dan menjadi yang terbanyak di Indonesia. "Berawal dari 2 desa, 15 desa, sampai tercatat kemarin sudah ada 102 Desa Devisa di Jatim. Ini terbanyak di Indonesia," katanya.
Baca juga : Raih Anugerah Desa Wisata 2023, Yuk, Intip Keunikan Desa Wukirsari dan Hargotirto
Khofifah mendorong optimalisasi potensi Desa Devisa di Jawa Timur lewat berbagai cara. Salah satunya melalui pendampingan, pelatihan serta pameran Kampoeng Kreasi yang ke empat kali ini digelar pada 1-4 Juni 2023 di Center Point, Lt. Ground Royal Plaza, Surabaya.
Acara bertajuk "Desa Berdaya Masyarakat Sejahtera" ini menghadirkan berbagai produk kegiatan ekonomi masyarakat baik UMKM, BUMDES, Pondok Pesantren dan kelompok usaha lainnya.
Baca juga : Jembatan Kretek II, Ikon Baru Bantul
Gubernur Khofifah menjelaskan, maksimalisasi potensi Desa Devisa penting dan harus terus dilakukan. Sebab sebagai provinsi dengan Desa Devisa terbanyak di Indonesia, perekonomian Jawa Timur harus dikuatkan oleh perdagangan luar negeri khususnya para pelaku usaha mulai di desa hingga dunia usaha dan dunia industri .
Pertumbuhan perdagangan luar negeri terus diikhtiarkan melalui berbagai momentum antara lain melalui East Java International Trade Festival (EJITF) yang sukses mencatatkan transaksi sebesar Rp1,83 triliun pada 30-31 Mei.
Festival tersebut merupakan tindak lanjut misi dagang Pemprov Jawa Timur ke sejumlah negara seperti Saudi Arabia, Hongkong, Malaysia, dan Timor Leste.
"Ini akan menjadi pendorong tumbuh dan berkembangnya Desa Devisa di Jawa Timur. Maka Pameran Kampoeng Kreasi yang sudah mempunyai produk khas ini saya harapkan menjadi embrio baru bagi pengembangan desa devisa di Jawa Timur," ujarnya
Diharapkan Khofifah, maksimalisasi Desa Devisa dapat dilakukan melalui program serupa dengan inovasi, kreativitas dan sinergitas berbagai pihak. Sinergitas ini khususnya dapat dilakukan untuk membuka akses program Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
"Lewat LPEI ini kita bisa mendapatkan berbagai aksesibilitas dan pendampingan sesuai kualifikasi agar Desa devisa bisa tumbuh dan berkembang. Kualifikasi ini yang pertama, produknya original dari desa yang bersangkutan. Kedua, di desa itu harus ada asosiasi, entah koperasi atau kelompok usaha lainnya, dan ketiga sesuai standart eksport," jelasnya.
"Saya minta sinergi ini dikuatkan, karena ada target cukup besar dari Bu Menteri Keuangan untuk menyiapkan Desa Devisa. Insya Allah kita bisa, karena selama ini saya sendiri keliling dari desa ke desa," ucapnya.
Khofifah optimis, masih banyak desa di Jatim yang dapat menjadi Desa Devisa. Mengingat, potensi desa dalam berbagai sektor dan produk sangat tinggi.
"Dari potensi kopi dan coklat saja kita sudah banyak. Prototipe lahan untuk kopi Madiun, Jember, Malang, Trenggalek, itu saja sudah beda-beda. Saya ingin menyampaikan untuk satu ikon ini saja kalau mau dikembangkan menjadi Desa Devisa itu potensinya luar biasa," ujarnya.
Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan LPEI, Chesna F Anwar menyampaikan bahwa peluncuran desa devisa merupakan kegiatan pemerintah dalam mengembangkan UMKM agar bisa menembus pasar ekspor.
Ia pun mengamini, desa devisa di Jatim adalah yang terbanyak di Indonesia. "Ini merupakan desa devisa terbanyak di Indonesia," ungkapnya, beberapa waktu lalu. (Z-4)