SEKITAR 500 petani yang memiliki 900 hektare lebih perkebunan sawit di Aceh Utara, Provinsi Aceh dan Langkat, Sumatra Utara telah mengajukan permohonan untuk mendapatkan sertifikasi Roundatable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Para petani sawit dari dua daerah ini mendapatkan dukungan dari program Sawit Terampil, sebuah inisiatif yang diluncurkan oleh Sinar Mas Agribusinnes and Food bersama mitranya MARS dan Fuji Oil.
Para petani ini mendapat dukungan komprehensif melalui pembinaan kelompok dan bimbingan individu untuk membantu mereka meningkatkan praktik-praktik pertanian yang baik dan berkelanjutan.
Götz Martin, Head of Sustainability and Strategic Projects, Sinar Mas Agribusiness and Food kepada wartawan di Jakarta, Jumat (26/5) menjelaskan bahwa Indonesia membutuhkan sektor pertanian yang berkembang untuk mengelola sumber daya alamnya yang besar secara berkelanjutan, dan untuk mencapai ketahanan pangan dan energi.
Di seluruh Indonesia, lebih dari 2,7 juta petani swadaya mengelola 41 persen perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Pada saat yang sama, petani swadaya sangat rentan terhadap ancaman ketidakpastian ekonomi dan perubahan iklim.
"Sektor pertanian yang berkelanjutan dan tangguh dapat memberikan stabilitas yang mereka butuhkan untuk memitigasi risiko-risiko ini," kata Martin.
Untuk itu program Sawit Terampil dirancang untuk membantu melindungi petani swadaya dari tekanan-tekanan ini. "Dengan memberdayakan mereka dengan keterampilan dan pengetahuan, kami bertujuan untuk membangun ketangguhan di antara para petani swadaya dan membekali mereka dengan kemampuan untuk menjaga stabilitas dalam menghadapi perubahan," lanjutnya.
baca juga: Kelapa Sawit Efektif Dukung Target Net Zero Emissions
Program ini dilakukan dengan dua cara yaitu pertama, dengan mendukung petani untuk menerapkan praktik-praktik pertanian terbaik. Sekaligus membantu mereka untuk meningkatkan hasil panen dan produktivitas mereka. "Dan memungkinkan masyarakat perdesaan untuk berkembang dan tidak hanya bertahan hidup," ujarnya.
Kedua, dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia, pestisida sintetis, dan herbisida. Petani dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan sekaligus memberikan dampak positif bagi lingkungan.
Sejauh ini, 520 petani Indonesia sedang dalam proses untuk mendapatkan sertifikasi RSPO sebagai hasil dari program ini. Sawit Terampil semakin populer di kalangan petani, dan telah menjangkau 4.829 petani melalui 6.643 sesi pelatihan, atau setara dengan 11.646 jam pelatihan.
Pada kesempatan sama Wahyu W. Wijayanti, Senior Expert for Traceability and Responsible Sourcing menjelaskan Sawit Terampil telah dirancang untuk menjawab tantangan-tantangan ini.
Banyak dari petani ini telah membuat kemajuan dalam persyaratan administratif untuk mencapai kesiapan sertifikasi. Sebanyak 120 petani di Langkat dan Subulusaalam yang memiliki 112 bidang tanah telah memverifikasi legalitas tanah mereka, sebuah langkah penting menuju sertifikasi.
Di Aceh dan Sumatera Utara, lebih dari 2.500 petani yang memiliki lebih dari 2.700 bidang tanah telah menyelesaikan survei sertifikasi mereka, yang merupakan prasyarat untuk memverifikasi legalitas tanah mereka.
"Secara keseluruhan, lebih dari 3.000 petani telah mengambil langkah menuju kesiapan sertifikasi melalui partisipasi mereka dalam program Sawit Terampil," ujar Wahyu. (N-1)
.