KOREM 132/Tadulako melakukan penanaman 2.000 pohon Mangrove di Pantai Bamba, Kelurahan Mpanau, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu, sebagai lokasi yang pernah di terjang Tsunami pada 28 September 2018. Penanaman mangrove itu dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia, Senin (15/5).
"Saya selaku Komandan Korem 132/Tadulako mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras menyelenggarakan kegiatan ini dan ucapan terima kasih kami kepada seluruh tamu undangan yang berkenan meluangkan waktu serta hadir disini," ujar Danrem 132/Tadulako, Brigjen TNI Toto Nurwanto.
Penanaman mangrove itu bagian dari acara yang dibuka Presiden RI Joko Widodo di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, Jakarta Utara. Dalam penanaman magrove itu dilakukan secara simbolis bersama Kapolda Sulteng, Irjen Pol Agus Nugroho, Wakil Gubernur Sulteng Ma'mun Amir, Danlanal Palu, Danden AU, Kapolresta Palu, Forkopimda Provinsi Sulteng, pimpinan SKPD terkait, mahasiswa dan kelompok Pramuka.
Baca juga: Tekan Stunting dan Gizi Buruk, Ganjar Kembangkan Pilot Project Beras Fortifikasi
Menurut Toto, hutan Mangrove memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. Magrove tidak hanya menjadi tempat tinggal bagi berbagai jenis flora dan fauna, juga melindungi wilayah pesisir dari dampak kerusakan akibat angin kencang, gelombang pasang, dan abrasi pantai.
"Oleh karena itu, upaya kita dalam penanaman Mangrove hari ini memiliki dampak jangka panjang yang sangat positif bagi lingkungan kita," tutur Toto.
Baca juga: Kiyai Muda Jatim Gelar Pelatihan Budidaya Ikan Air Tawar di Kabupaten Tuban
"Dengan bergotong-royong dan saling bekerjasama, kita bisa mencapai tujuan bersama dalam menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati pesisir," tutur Toto Nurwanto.
Penanaman mangrove, kata Toto juga sebagai bentuk komitmen menjaga ekosistem pesisi yang sehat. "Melalui kegiatan ini, saya berharap kita semua bisa lebih menyadari pentingnya menjaga dan memulihkan ekositem," pesan Toto Nurwanto.
Wagub Sulteng, Ma'mun Amir dalam sambutannya mengatakan penanaman magrove menjaga pesisir lebih baik, dibandingkan membangun tembok. "Mangrove adalah satu-satunya yang mampu mencegah abrasi pantai. Kalau hanya sekedar tembok, itu dibangun langsung hancur kalau ada gelombang besar. Tapi kalau Mangrove Insya Allah tidak akan terjadi hal-hal yang kita tidak harapkan," sebut Ma'mun Amir.
Ia berharap, Magrove yang memberi dampak penting bisa dijaga dan dimanfaatkan. "Mudah-mudahan ini bisa dijaga dengan baik, dipelihara dengan baik untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan," harap Ma'mun Amir.
Tak hanya itu, Ma'mun Amir juga berharap apa yang sudah dilakukan dalam upaya penanganan abrasi pantai dengan penanaman Mangrove bisa dijaga, sehingga bermanfaat untuk masyarakat di Tawaeli, khususnya Kota Palu secara keseluruhan serta Provinsi Sulawesi Tengah. (Z-3)