08 April 2023, 14:20 WIB

Fenomena Dukun Pengganda Uang, Sifat Masyarakat yang Mau Banyak Uang Lewat Jalan Pintas


Despian Nurhidayat | Nusantara

Mi/Liliek
 Mi/Liliek
Fenomena Dukun Pengganda Uang, Sifat Masyarakat yang Mau Banyak Uang Lewat Jalan Pintas

FENOMENA dukun mengganda uang Mbah Slamet dinilai Dosen Purna Sosiologi Kriminalitas Univeristas Gadjah Mada (UGM) sekaligus Peneliti dan Pemerhati Kriminalitas Soeprapto karena sifat masyarakat yang ingin berada di posisi puncak.

"Sebagian anggota masyarakat Indonesia ada yang memiliki sifat seperti air di dalam pipa kapiler atau minyak yang tersentuh sumbu kompor, yaitu ingin menuju ke titik puncak atau posisi atas. Dalam sosiologi kita mengenal teori sruktur sosial yang salah satu demensinya adalah stratifikasi atau pelapisan sosial, yang alat ukurnya meliputi power (kekuasaan), prestise (simbol status), prevelese (hak istimewa), dan performence (penampilan)," ungkapnya kepada Media Indonesia, Sabtu (8/4).

Diketahui, Mbah Slamet merupakan dukun menggandakan uang. Dalam aksinya ia telah membunuh 12 orang di Banjarnegara, Jawa Tengah. 

Baca juga: Jawa Timur Jadi Lokasi Kegiatan Kreatif Saga Selama Ramadan

Menurut Soeprapto orang-orang yang ingin berada di titik puncak biasanya berusaha memiliki simbol status yang meliputi kepemilikan uang dan barang.  Selain itu kebutuhan yang kian kompleks, membuat masyarakat mencari jalan pintas. 

"Kondisi ini sangat dipahami orang-orang yang mampu berpura pura bersikap dan bertindak sebagai dukun," kata Soeprapto.

Baca juga: Polda DIY masih Mencari Formula Khusus Tangani Kejahatan Jalanan.

Soeprapto menilai, modus yang dilakukan dukun ini seperti multilevel. Di mana ia mencari korban pertama untuk meraih sejumlah orang tertentu, yang kemudian uangnya dikembalikan lebih banyak dengan menggunakan korban kedua dan seterusnya.

"Di saat masih mendapatkan korban berikutnya maka pelaku penipuan ini aman-aman saja, tapi begitu tidak dapat maka penipu akan ditagih para korban. Dia merasa terancam akhirnya muncul ide menghabisi nyawa korban," tegasnya.

Soeprapto meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati dan berpikir secara rasional. "Polisi atau aparat keamanan sebetulnya sudah sigap menindak di saat mendapat laporan masyarakat. Masyarakat juga perlu partisipasi dan para calon korban ini harusnya berpikir rasional," ujar Soeprapto.

Sementara itu, Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menjelaskan ketertarikan masyarakat terhadap dukun disebabkan adanya mental ingin cepat kaya tanpa usaha.

"Mengapa ada orang tertarik, karena selalu ada orang yang punya mental menerabas, ingin cepat kaya dan berupaya merealisasikannya. Sebagian besar orang yang ingin cepat kaya hanya sampai mimpi saja. Tidak berani merealisasikan dengan cara menjadi orang pintar dan bahkan datang dari jauh untuk itu," tandas Adrianus. (Z-3)

BERITA TERKAIT