PEMERINTAH Kota Makassar, Sulawesi Selatan terus menggagas program yang dapat mencegah inflasi, salah satunya dengan membangun Tokomoditi, sebagai tempat menampung dan menyalurkan komoditi yang dihasilkan dari bercocok tanam di lorong-lorong wisata (longwis) seperti cabai dan bawang.
Menurut Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, Tokomoditi adalah toko di kelurahan yang berfungsi sebagai gerai, sebagai upaya menyalurkan bahan pokok untuk menekan dan mengendalikan angka inflasi di Makassar.
"Hasil produksi di lorong wisata, milik kelompok wanita tani, atau kelompok wirausaha yang ada nanti dikumpulkan di kontainer milik semua kelurahan, yang dulu posko covid-19. Itu yang kita jadikan Tokomoditi," sebut Wali Kota.
Baca juga: Ekspsor Komoditas Pertanian Sultra pada 2022 Naik 140%
"Semua produk dihasilkan dari lorong wisata. Hilirisasinya dari sana. Jadi saya harap OPD (Organisasi perangkat daerah) terkait, untuk menjalin kerja sama agar distribusi lancar dan stok terjaga," sambungnya.
Program tersebut kata pria yang akrab disapa Danny itu, akan menggunakan dana Biaya Tak Terduga (BTT) Pemkot Makassar yang masuk dalam program insidentil untuk menekan angka inflasi di Makassar.
Dia mengharapkan agar ada masing-masing penanggung jawab di Kontainer Makassar Recover. "Tugas lurah untuk menyampaikan ini," kata Danny.
Kadis Perdagangan Makassar Arlin Ariesta menambahkan, ada dua hal yang dilakukan Pemkot Makassar dalam pengendalian inflasi ini. Pertama, memaksimalkan pelaksanaan operasi pasar dan pasar murah di semua posko Makassar Recover.
Baca juga: Pemkab Cianjur Intensifkan Pengawasan Harga Dan Stok Komoditas Jelang Nataru
"Kedua menyiapkan kelompok usaha di kelurahan sebagai saluran distribusi komoditas bahan pokok berbasis kelurahan yang diistilahkan oleh wali kota sebagai Tokomoditi," tambah Arlin.
Pasar murah dan operasi pasar, dilakukan dengan memperhatikan tren fluktuasi harga bahan pokok yang mengalami kenaikan secara signifikan.
"Dari situ maka dilakukan intervensi penyaluran distribusi melalui posko Makassar Recover. Pasar murah itu dilakukan untuk mendorong daya beli masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah untuk mendapatkan bahan pokok dengan harga murah. Sedangkan operasi pasar untuk intervensi harga naik dan ketersediaan pasokan," urai Arlin. (Z-6)