17 March 2023, 17:00 WIB

Jaga Suasana Kondusif, Pangdam Brawijaya Minta Perguruan Silat se-Jatim Berdamai


Mediaindonesia.com | Nusantara

Dok.Kodam Brawijaya
 Dok.Kodam Brawijaya
Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto meminta perguruan silat se-Jtim damai.


DEMI menjaga keamanan dan ketertiban umum, Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf meminta perguruan silat se-Jawa Timur untuk berdamai. Hal itu disampaikan oleh di aula Polda Jatim, Jl. Ahmad Yani, Surabaya pada Kamis (16/3) lalu.

Menurut dia, pertikaian yang sampai menimbulkan korban jiwa antar-perguruan silat di Jawa Timur sudah menjadi isu nasional. Bahkan Presiden Joko Widodo mempertanyakan hal tersebut. Kondisi itu tentu tidak bagus karena bisa mengganggu berbagai kepentingan masyarakat, termasuk investasi.

Baca juga: Komunitas GMC Gelar Lomba Pencak Silat di Pulang Pisau

Selaian itu ia juga menyampaikan bahwa Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono bahkan menyesalkan pertikaian antar perguruan silat di Jatim yang berlarut-larut itu.

“Panglima TNI mengaku malu di daerah kelahirannya ada masalah seperti itu. Olehnya Panglima meminta kami bisa segera mencari jalan keluar untuk masalah ini,” ungkap mantan Kepala Penerangan Kopassus itu.

Kepada pimpinan perguruan yang hadir dalam pertemuan itu, Pangdam meminta untuk dapat mengawasi anak-anak asuh mereka. Hal itu agar kasus-kasus serupa tidak akan terjadi berulang.

“Pemimpin itu harus memiliki kebesaran hati. Pemimpin harus mampu membimbing murid agar terkontrol. Pemimpin tidak boleh mengajarkan perselisihan. Pemimpin yang baik itu harus mampu kendalikan anak buah,” tegas Pangdam Brawijaya.

Ia melihat pencak silat adalah seni dan merupakan karya budaya yang luhur dari bangsa.  Karena itu sebagai seni tentu itu harus bermanfaat bukan merusak.  

Untuk itu dia meminta kehormatan dan kepribadian yang baik menjadi dasar dari segala tindakan mereka. Jangan sampai karena berkelompok terus merasa kuat dan besar sendiri sehingga maunya menang sendiri.

Pada kesempatan itu, ia juga mengingatkan jika mereka tersangkut tindak pidana di usia muda, kan mempengaruhi pertumbuhan mental mereka. “Lagi pula bila ada anak asuh yang tersangkut kasus hukum yang pusing adalah orang tua mereka, bukan perguruan silatnya,” pungkasnya.

Berdasarkan data Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto sudah banyak korban jiwa dari pertikaian itu. Bahkan sampai kini masih banyak korban yang mengalami luka dan dirawat.

“Para pelaku yang kami tangani rata-rata berusia belasan tahun. Kasihan mereka kalau sudah tersangkut kasus hukum. Masa depan bisa suram. Jadi, ini harus segera disudahi. Jangan lagi terus terjadi berulang,” ujar Irjen Pol Toni Harmanto. (RO/A-1)

BERITA TERKAIT