TERJANGAN air bah sungai Parsariran, Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, menelan korban jiwa dua santriwati menyusul penemuan jenazah Sisra pada hari ketiga pencarian. Basarnas Medan, Sumatra Utara, sudah menghentikan operasi pencarian seorang santriwati di sungai Parsariran.
"Korban ditemukan pada Minggu (5/3) sekitar pukul 16.01 WIB dalam keadaan meninggal dunia," ungkapnya, Senin (6/3). Operasi dihentikan setelah korban berhasil ditemukan pada hari ketiga pencarian.
Dengan demikian, jumlah santriwati yang tewas akibat terjangan air bah di sungai Parsariran sebanyak dua orang. Satu lagi jenazah korban tewas sudah ditemukan pada hari kejadian.
Pada Jumat (3/3), sekitar pukul 15.00 WIB, sebanyak enam santriwati dari Pondok Pesantren Ahmad Basyir sedang beraktivitas di tepi sungai Parsariran. Keenamnya ialah Amanda, 12, Windi, 12, Sania, 12, Silha, 13, Zuriah, 12, Sisra, 14.
Nahas, saat beraktivitas, terjangan air bah mendadak datang dan menyeret mereka. Dalam kejadian itu, Amanda, Windi, Sania, dan Silha dapat diselamatkan.
Namun Zuriah ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia, sedangkan Sisra belum ditemukan. Kejadian tersebut kemudiam dilaporkan ke Unit Siaga SAR Madina untuk dilakukan pencarian terhadap Sisra.
Hingga pada hari ketiga pencarian, tim pencari yang melibatkan Rescuer Unit Siaga SAR Madina, Rescuer Pos SAR Sibolga, Polres Tapanuli Selatan, Koramil Batang Toru, BPBD Tapsel, pemerintah setempat, dan warga sekitar berhasil menemukan Sisra. Korban ditemukan setelah mereka membagi tim menjadi empat kelompok. Kelompok pertama melakukan pencarian menggunakan perahu LCR milik Unit Siaga SAR Madina (Basarnas Madina).
Baca juga: Lima Hari Terendam Banjir, 3.000 Warga Ketanjung Demak Terisolasi
Kelompok kedua melakukan pencarian dengan menggunakan perahu rafting milik Unit Siaga SAR Madina. Kelompok ketiga mencari dengan menggunakan perahu tradisional nelayan dan kelompok keempat melakukan pencarian dengan scouting darat di sekitar bibir sungai.
Akhirnya tim pencari dapat menemukan korban di wilayah Desa Bandar Tarutung, Kecamatan Angkola Sangkunur, Tapanuli Selatan. Jenazah Sisra kemudian dievakuasi dan diserahkan ke pihak yayasan pesantren disaksikan pihak kepolisian dan semua unsur yang terlibat. (Z-2)