PETANI jagung di pesisir Kabupaten Gresik, Jawa Timur harus menerima kenyataan pahit setelah hasil panen turun hingga 75 persen. Ini karena jagung sebagian gagal panen (puso) terdampak cuaca buruk.
Kondisi tersebut membuat petani mengalami kerugian besar pada musim tanam ini. Apalagi harga jagung juga lebih murah dibanding dengan tahun sebelumnya.
"Kami merugi musim panen ini. Karena jagung roboh saat masa berbuah sehingga tidak bisa panen maksimal," keluh Juniati, petani di Kecamatan Panceng, Rabu (22/2).
Dengan kondisi tersebut, lanjut dia, sebagian besar tanaman jagung gagal panen. "Kalau pun ada yang berisi hanya separuh dari bungkul," tambahnya.
Ia menyebutkan pada panen musim ini produksi jagung anjlok hingga 75 persen dibanding panen normal. "Kami rugi besar karena biaya membengkak sementara produksi turun ditambah harga jagung juga anjlok," jelasnya.
Hal Senada disampaikan Munadi, petani lainnya. Hasil panen jagungnya pada panen juga mengalami penurunan hingga 70 persen karena tanaman jagung miliknya roboh total akibat dihantam angin kencang saat memasuki masa berbiah. "Tidak dapat apa-apa musim ini. Modal juga tidak balik," ujarnya.
Ditambahkan, kerugian petani juga makin besar karena harga jagung juga merosot dari tahun sebelumnya. Tahun lalu, harga jagung pilihan kering masih Rp5.200 meski kemudian turun. (OL-15)