KEBAKARAN hutan, kebun, dan lahan (karhutbunla) menjadi poin utama yang harus diantisipasi dan dicegah di saat memasuki musim kemarau. Sehingga menjelang musim tersebut, wilayah yang rawan terbakar sudah mulai mempersiapkan lebih dini.
Salah satunya di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan. Kabupaten ini didominasi lahan rawa gambut yang tersebar luas di wilayahnya. Dan setiap musim kemarau, wilayah ini sangat besar potensi karhutbunla.
Mengantisipasi hal itu, Asia Pulp and Paper Sinar Mas yang berada di OKI sudah menyiapkan strategi untuk mencegah dan menangani karhutbunla. "Di OKI ini, kami memiliki area konsesi sebagai mitra pemasok APP Sinar Mas seluas 574.000 hektar. Tidak hanya itu yang mesti kami jaga, kami juga bertanggung jawab untuk menjaga batas luar lahan konsesi perusahaan sekitar 5
kilometer. Artinya, karhutbunla di area ini adalah tanggung jawab kami. Dan sebelum karhutbunla terjadi, kami sangat waspada," ucap Fire Operation Management Head APP Sinar Mas Region OKI Panji Bintoro, Selasa (7/2/2023).
Ia mengungkapkan, pihaknya sudah mempersiapkan sarana dan prasarana untuk mencegah terjadinya karhutbunla di wilayah tersebut. Juga sudah mematangkan kesiapan bagi personil atau sumber daya manusia untuk menangani jika ada kasus karhutbunla nantinya.
"Ada 369 orang personil yang kami siapkan dan sudah dilatih untuk menangani karhutbunla, mereka ini terdiri dari regu pemadam kebakaran dan juga tim reaksi cepat. Teknisnya, RPK diterjunkan lebih dini saat diketahui ada titik api, dan TRC dikerahkan saat diperlukan," ujarnya.
Dijelaskan Panji, RPK tersebut disebar ke seluruh area konsesi. Mereka ini juga melakukan monitoring dari menara api. Tak hanya mengamati dengan mata, RPK ini juga melakukan pemantauan dengan menggunakan drone, terutama di area yang sulit dijangkau.
"Saat ditemukan ada titik api, RPK ini melaporkan ke pusat komando kita. Dan segera mengambil langkah upaya pemadaman. Dan kami juga menurunkan helikopter waterboombing untuk segera memadamkan api di area tersebut," jelasnya.
Untuk sarpras sendiri, kata Panji, pihaknya memiliki 24 unit menara api dengan ketinggian sekitar 30 meter, lalu lebih dari 20 unit drone, helikopter patroli, helikopter waterboombing dan sebagainya. Untuk helikopter waterboombing sendiri, pihaknya bisa menambah unit armada saat
benar-benar diperlukan.
Pihaknya juga sudah membekali RPK dengan motor dan mobil patroli. Namun untuk area yang sulit dijangkau, pihaknya mengandalkan drone.
"Untuk peralatan, sudah siap semua. Dan tiap RPK sudah terlatih untuk menggunakannya. RPK ini tidak hanya memantau area konsesi, namun juga di luar konsesi yang menjadi tanggung jawab perusahaan. Sebab dari sejarah karhutbunla yang sudah terjadi di area tersebut, banyak sumber kebakaran yang berasal dari luar area konsesi," jelasnya.
Sumber kebakaran itu, berasal dari kegiatan-kegiatan masyarakat dan kondisi alam. Seperti kegiatan sonor mencari ikan, pembalakan liar, hingga musim kemarau yang membuat ranting tanaman hingga rumput menjadi kering dan mudah terbakar.
Kewaspadaan ekstra dilakukan pihaknya tahun ini lantaran prediksi BMKG dimana tahun ini lebih panas dari tahun sebelumnya. Juga ada potensi terjadinya El Nino di seluruh wilayah Tanah Air. Dan diprediksi juga pada Juli akan terjadi hari tanpa hujan. Selain itu juga, musim kemarau puncak akan terjadi pada Agustus hingga September. "Karena itu, antisipasi dari awal sudah kami persiapkan untuk potensi terburuk," jelasnya.
Dijelaskan Panji, pihaknya memiliki beberapa tahapan dalam mengendalikan karhutbunla. Yakni tahap pencegahan dengan membuat peta rawan kebakaran sebagai upaya pencegahan. Lalu persiapan sarana dan prasarana. "Dari Desember kemarin, kami mengirimkan personil ke Arhanud untuk digembleng fisiknya dan ditingkatkan kemampuannya sebelum diterjunkan ke lapangan
untuk menangani karhutbunla," jelasnya.
Kemudian tahapan selanjutnya yakni deteksi dini dan respon cepat. "Untuk pendeteksian, selain menggunakan system patroli, kita juga mengamati satelit. Baik NOAA, Terra Aqua, BRIN, dan sebagainya. Setiap titik api yang muncul, kami hanya punya waktu satu jam untuk merespon cepat dan turunkan tim," ucapnya.
Semangat Puan di Tim Api
DARI 369 orang tim regu pemadam kebakaran untuk area konsesi APP Sinar Mas, ternyata terselip satu orang wanita. Ia adalah Dwi Dahlia, 39 tahun, satu-satunya wanita yang membantu dalam mencegah dan menangani karhutbunla tersebut.
Selama satu tahun belakang, Dwi sudah aktif menjadi personil fire protection. Sebelumnya, Dwi merupakan tim paramedis selama 10 tahun belakang. "Saya suka tantangan, dan disini (fire protection) menjadi pilihan saya," jelasnya.
Semula Dwi tidak memiliki kemampuan dalam pemadaman kebakaran, namun giat berlatih dan belajar dari RPK yang sudah mahir membuatnya kini terbiasa dalam hal itu. "Adaptasi dari tim paramedis ke penanganan kebakaran adalah hal yang lumayan sulit. Biasanya pegang jarum suntik, ini pegang alat-alat pemadam kebakaran," kata dia.
"Namun semua bisa dipelajari. Terlebih kita ada tim, semua kesulitan bisa dikelola dan diatasi bersama-sama. Pernah ada pengalaman ada laporan kebakaran di malam hari, jadi saat itu juga kita langsung ke lapangan," pungkasnya. (OL-13)
Baca Juga: Tim SAR Temukan 5 Pendaki yang Tersesat di Gunung Galunggung