AKHIR-AKHIR ini wilayah kabupaten yang ada di pulau Flores terserang virus ASF hingga ternak babi milik warga mati mendadak, termasuk ternak babi di Kabupaten Sikka. Beberapa ternak babi juga dilaporkan positif ASF berdasarkan hasil pemeriksaan dari Veteriner Denpasar Bali.
Menurut peternak babi di Kabupaten Sikka Joni Soge kepada mediaIndonesia.com, Rabu (1/2) bahwa virus babi ini dibawa pemerintah pusat ke Pulau Flores . Pasalnya, ternak babi yang mati mendadak ini merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian yang disalurkan melalui Satker Balai
Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Denpasar.
"Apalagi babi yang mati mendadak ini merupakan bantuan dari pemerintah ke ternak babi. Jadi saya mau bilang virus ini dibawa oleh mereka ke Flores hingga menyebar ke babi lokal yang ada di beberapa wilayah termasuk di Kabupaten Sikka," ujar dia.
Joni heran sebenarnya kasus kematian babi terserang virus ASF sudah terjadi lama di NTT. Namun, tidak ada solusi yang diberikan kepada pemerintah pusat dan daerah kepada para ternak babi. Ia juga mengkritisi adanya virus babi ini dimanfaatkan oleh pemerintah untuk melakukan banyak kegiatan sehingga terkesan menghamburkan uang.
"Setiap ada kejadian virus babi, solusinya pemerintah hanya buat workshop-workshop. Padahal virus babi ini dibawa oleh pemerintah lewat bantuan yang diberikan kepada para kelompok. Mengatasi virus babi pemerintah malah membuat surat edaran. Ini bukan solusi yang diberikan kepada kami peternak babi," kritiknya dia.
Seharusnya, ucap Joni, solusi yang diberikan pemerintah kepada peternak babi dengan menyiapkan lahan untuk menguburkan babi yang mati mendadak sehingga tidak menyebar luas. "Kalau ada babi mati, pasti ada warga yang buang sembarang. Ini yang harus ada solusinya. Pemerintah harus siapkan lahannya. Jadi kalau Babi mati , ada lahan yang dikuburkan sehingga warga tidak buang sembarang babi mati mendadak ini," pungkas dia. (OL-13)
Baca Juga: Cegah Babi Lokal Tertular ASF, Nagekeo Tolak Bantuan Babi dari ...