ELEMEN massa gabungan mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Cianjur Menggugat (AMCM) bertemu dengan Bupati Cianjur Herman Suherman di Ruang Garuda Pendopo Cianjur, Senin (30/1). Dalam audiensi itu, setidaknya ada 9 tuntutan yang disampaikan ke orang nomor satu di Kabupaten Cianjur berkaitan dengan penanganan pascagempa.
Audiensi dihadiri juga perwakilan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), unsur Forkopimda seperti Kapolres Cianjur AKB Doni Hermawan, Dandim 0608 Cianjur Letkol Arm Haryanto, serta sejumlah pimpinan perangkat daerah.
Salah seorang perwakilan AMCM, Deni Sunarya, misalnya yang mempertanyakan berkaitan besaran nilai donasi serta pemanfaatan. Deni atau yang akrab disapa Mang Gawel itu menginginkan transparansi besaran nilai dan pemanfataan donasi yang sudah diterima Pemkab Cianjur, baik dari kalangan pemerintah daerah maupun dari pihak swasta dan perorangan. "Ini harus transparan karena saya mendapat informasi ada donasi yang tak tercatat," tegas Mang Gawel.
Pada intinya, elemen massa gabungan itu menginginkan agar bantuan yang diterima masyarakat terdampak gempa lebih disederhanakan. Pasalnya, sejauh ini aturan yang digunakan terlalu berbelit-belit sehingga membingungkan masyarakat yang sedang ditimpa musibah.
Menjawab tuntutan elemen masyarakat, Herman mengaku selalu berupaya maksimal membantu masyarakat Kabupaten Cianjur. "Hari ini sesuai kesepakatan bahwa kita akan meluruskan. Intinya kita selalu bermusyarawah untuk hasil terbaik yang tentunya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," kata Herman.
Herman menjelaskan penanganan bencana gempa di Kabupaten Cianjur banyak dibantu pemerintah pusat, terutama dari BNPB. Termasuk di dalamnya bantuan anggaran untuk membantu masyarakat yang terdampak.
"Berkali-kali saya ucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat. Bantuan yang diterima Kabupaten Cianjur untuk penanganan pascabencana terbilang sangat cepat. Ini juga tak terlepas kebijakan dari Presiden," tegasnya.
Saat ini, kata Herman, pendataan bagi korban dampak gempa sudah memasuki tahap ketiga. Herman menuturkan bagi masyarakat Kecamatan Cugenang, pendataannya dilakukan pada tahap ketiga.
"Pada awal datang ke Cianjur, Presiden ingin semua cepat teratasi. Tapi di Kecamatan Cugenang merupakan episentrumnta gempa sehingga BNPB, Babinsa, dan para mahasiswa sepakat karena BMKG belum menentukan garisnya di mana. Takutnya overlapping sehingga Cugenang dikebelakangkan (diterakhirkan) dulu. Setelah BMKG menentukan episentrum, baru melaksanakan survei. Sehingga Cugenang baru diumumkan," pungkas Herman. (BB/BK)