28 January 2023, 21:05 WIB

Hadapi IKN Nusantara, Generasi Milenial di Kaltim Diingatkan untuk Bersiap Diri


Media Indonesia | Nusantara

DOK/FORUM MILENIAL NUSANTARA
 DOK/FORUM MILENIAL NUSANTARA
Forum Milenial Nusantara kembali menggelar seminar bertema Pembangunan IKN Ditinjau dari Perspektif Masyarakat Lokal di Kampus UNU Kaltim

KEBERADAAN Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara harus disikapi mahasiswa asal Kalimantan Timur dengan terus meningkatkan kualitas diri. Mereka harus mampu bersaing di dunia kerja nantinya.
 
"Untuk itu, mulai sekarang, para mahasiwa sudah harus menyiapkan diri dengan baik, bekerja keras dan terus belajar. Anda-anda ini harus menjadi pemeran utama dalam IKN nanti," ungkap Ketua Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) Kalimantan Timur, Irianto Lambrie, Sabtu (28/1).

Dalam seminar bertema : Pembangunan IKN Ditinjau dari Perspektif Masyarakat Lokal, yang digelar Forum Milenial Nusantara dan Universitas Nahdlatul Ulama Samarinda, itu, dia mengajak mahasiswa dan warga Kalimantan Timur belajar dari keberadaan Ibu Kota DKI Jakarta. Warga asli daerah itu, yakni Suku Betawi tereduksi oleh masyarakat luar daerah atau perantau.

"DKI Jakarta akhirnya cenderung dikuasai oleh masyarakat dari luar daerah," tambah mantan Gubernur Kalimantan Timur, itu.

Dia mengingatkan tahapan yang saat ini dilakukan merupakan sebuah proses bagi mahasiswa untuk menuju perubahan yang signifikan. "Kita juga bisa belajar dari negara Israel. Di sana, pekerja harus memiliki kualifikasi pendidikan yang sangat tinggi, meskipun hanya sebagai penjaga perpustakaan."

Dengan kebijakan itu, lanjutnya, hari ini, negara Israel menjadi salah satu kekuatan baru secara global. Oleh karena itu, mahasiswa Kalimantan Timur harus melalui tahapan dan proses yang panjang sebelum dapat memberikan pengaruh yang besar saat pusat pemerintahan pindah ke IKN Nusantara.

Seminar digelar di Kampus Nahdlatul Ulama Samarinda. Pembicara kunci dalam seminar itu ialah Farid Wadjdy, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Kaltim.


Ambil peran


Ketua Panitia, Husain Firdaus, Ketua Forum Milenial Nusantara (FMN), menyatakan tema yang diangkat pada kegiatan seminar kali ini berfokus pada pembangunan IKN ditinjau dari perspektif masyarakat lokal.

"Kami berharap nantinya para peserta seminar dapat memahami apa saja peran yang dapat dilakukan. Mereka juga bisa bersiap diri, belajar serta menangkap peluang dan potensi yang bisa dimanfaatkan masyarakat lokal dalam mengambil peran dalam pembangunan IKN.

Sementara itu, Abraham Ingan, Ketua Umum Pengurus Besar Gerakan Pemuda Asli Kalimantan (PB Gepak) mengatakan,  pemindahan IKN akan mewujudkan pemerataan ekonomi di luar Pulau Jawa. Meskipun awalnya terjadi pro kontra di masyarakat namun perkembangan hari ini rata-rata sudah menyetujui pemindahan IKN.

"Saya salut dengan pernyataan Gubernur Kaltim terkait anggaran yang dibutuhkan untuk membangun IKN. Beliau menyampaikan bahwa anggaran sekitar Rp400 triliun itu kecil, dibanding dengan manfaatnya,  sehingga hal tersebut membentuk optimisme di masyarakat," tambahnya,

Dia mengajak warga Kaltim untuk menyiapkan SDM dengan baik, melalui pemberian pendidikan dan pelatihan, yang akan menghasilkan karakter-karakter masyarakat lokal yang punya daya saing dan berkualitas di berbagai bidang.

"Kita juga harus kompak untuk mengajak seluruh masyarakat yang berasal dari Sabang-Merauke di Kalimantan Timur agar mau bekerja sama dan bersaing menghadapi ancaman krisis ekonomi global pada 2023 ini. Kemudian kita juga harus memperhatikan calon-calon pimpinan nasional pada Pemilu 2024, Calon yang kita dukung tentu saja yang mendukung pemindahan pusat pemerintahan ke IKN Nusantara di Kaltim. Kalau tidak mendukung jangan dipilih," tandasnya.


Pelestarian budaya


Di sisi lain, Prof Syahrumsyah Asri, Ketua Harian Lembaga Adat Kutai, mengatakan ketika menjadi Kepala Balitbang Kaltim, dia sudah meneliti keberadaan DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara.  "Pada 2007 itu, saya sudah nyatakan DKI Jakarta sudah tidak layak jadi ibu kota lagi. Pernyataan saya itu dimuat di koran Kaltim Post dan jadi bahan diskusi di berbagai tempat dan waktu."

Dia mengakui dari segi budaya, terdapat 3 tugas budaya yaitu mengkritisi, mentransformasikan, dan melestarikan. Apabila dikaitkan dengan IKN, untuk dapat dilakukan kritikan perlu dilakukan kajian yang sangat mendalam sebelum disampaikan kepada pihak yang berwenang.

Kemudian apabila mentransformasikan, perlu dilakukan upaya dan kerja keras karena harus merubah secara keseluruhan. "Yang paling mungkin dilakukan saat ini adalah melestarikan."

Dalam pembangunan IKN dapat dilihat dari 4 segi dimensi, yaitu kelembagaan, SDM, anggaran, dan sarana prasarana. Dari sisi SDM, diharapkan ada 3 dari 5 deputi di Badan Otorita IKN yang merupakan warga asli Kaltim.

"Saya juga berharap para pekerja nantinya banyak melibatkan warga lokal. Sekaligus, saya juga mengusulkan dari sisi pembangunan infrastruktur juga diadopsi dan kolaborasikan ornamen adat dan budaya masyarakat Kaltim," tandasnya.

Seminar  bertema : “Pembangunan IKN Ditinjau Dari Perspektif Masyarakat Lokal”  merupakan inisiasi yang kesekian kali dari Forum Milenial Nusantara dalam rangka sosialisasi kepada kalangan mahasiswa terkait pemindahan IKN. Forum Milenial Nusantara juga terus mengedukasi kaum milenial, khususnya mahasiswa agar dapat  empersiapkan diri untuk dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan IKN. (N-2

BERITA TERKAIT