28 January 2023, 17:35 WIB

Bencana Banjir dan Longsor di Manado Renggut Lima Orang


Naufal Zuhdi | Nusantara

ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/
 ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/
Warga memperhatikan proses penggalian rumah yang terdampak longsor di Kelurahan Singkil dua, Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (28/1/2023)

BENCANA banjir dan longsor di Kota Manado yang terjadi pada Jumat (27/1) dilaporkan telah merendam kurang lebih 400 rumah di 34 desa/kelurahan dan 9 kecamatan.

Banjir dengan tinggi muka air yang berkisar antara 80-300 sentimeter itu telah berdampak pada 3.013 Kepala Keluarga (KK) atau 9.382 jiwa dan merenggut satu korban jiwa.

Abdul Muhari, Ph.D., Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan peristiwa tanah longsor telah berdampak pada 63 KK dan terbagi di beberapa titik di 22 desa/kelurahan dan 7 kecamatan.

"Petaka tersebut juga menelan empat korban jiwa, satu luka berat dan dua lainnya luka ringan. Rumah rusak ada sebanyak 53 unit termasuk 1 tempat ibadah," katanya pada Sabtu (28/1).

Baca juga: Kepala BNPB Pantau Penanganan Banjir dan Longsor di Manado

Di samping itu, banjir dan longsor juga memaksa 1.021 jiwa mengungsi di beberapa titik.

"Adapun pengungsian di Kecamatan Tikala sebanyak 209 jiwa, Kecamatan Paal 2 ada 261 jiwa, Kecamatan Tuminting ada 50 jiwa, Kecamatan Singkil sebanyak 460 jiwa dan Kecamatan Wanang ada 41 jiwa," jelas Abdul.

Sebagai upaya percepatan penanganan darurat bencana banjir dan longsor, Pemerintah Kota Manado telah menetapkan status keadaan darurat dengan nomor 27/KEP/B.06/BPBD/2023 tertanggal 27 Januari 2023.

Dalam surat keputusan yang ditandatangani oleh Wali Kota Manado Andrei Angouw itu telah ditetapkan periode status keadaan darurat sejak tanggal 27 Januari 2023 hingga 2 Februari 2023. (Fal/OL-09)

BERITA TERKAIT