26 January 2023, 12:20 WIB

Banjir Rendam 4.093 Lahan sawah di Pidie


Amiruddin A.R | Nusantara

 MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE
  MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE
Rohani, 55, petani Desa Teungoh Beureuleueng, Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh, sedang mengais sisa bibit padi di lahan sawah lo

AKIBAT hujan lebat dan luapan sungai sejak Jumat hingga Minggu (21-23/1/2023), kini telah menyisakan kerusakan lahan pertanian dan tanaman warga di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Tercatat sekitar 4.093 ha (hektare) lahan sawah di kabupaten pesisir Selat Malaka itu terendam air.

Lahan sawah yang terendam terdiri atas sekitar 2.450 ha (hektare)  tanaman padi berumur 1
hingga 20 hari. Lalu 1,635 ha lainnya yaitu bibit padi yang masih dalam persemaian. Hal itu berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Kabupapaten Pidie.

Adapun lokasi yang terendam itu tersebar di 17 kecamatan. Paling parah meliputi 6 kecamatan, masing masing yaitu Kecamatan Delima, Padang Tiji, Grong-grong Batee, Simpang Tiga dan Kecamatan Pidie.

Di kawasan Desa Paya dan Desa Daka, Kecamatan Grong-grong misalnya, puluhan ha tanaman padi yang baru berumur sepekan lalu, hingga hari ini, Kamis (26/1) masih tergenang seperti danau. Kadalaman air di areal sawah milik masyarakat itu berkisar 30 cm hingga 1 meter.

"Ini banjir terbesar sekitar 10 tahun terakhir. Sebagian air banjir ini dari luapan sungai dan bertambah lagi dengan ganangan hujan yang cukup luar biasa" kata Ramli, tokoh masyarakat Grong-grong, Kamis (26/1).

Rohani,55, petani di Desa Teungoh Beureuleueng, Kecamatan Grong-grong, mengatakan lahan sawah miliknya sudah lima hari terendam banjir. Pasalnya genangan air hujan bercampur luapan dungan tersebut hingga hari ini Kamis (26/1), masih tertahan atau belum surut. Adapun saluran pembuang irigasi, tidak mampu menampung banjir.

Rohani khawatir, karena lama terendam puluhan ha lahan sawah baru ditanami itu akan puso. Kondisi ini sangat terancam perekonomian masyarakat.

"Tidak bisa membayangkan kalau yang rumahnya juga masuk air. Bertambah lagi lahan sawah ikut tergenang. Padahal untuk menutupi biaya dan ongkos kebutuhan sawah itu cukup besar kali ini. Karena harga dan ongkos semua naik. (OL-13)

Baca Juga: Sungai Cimapag Meluap, Sekolah di Sukabumi Terendam Banjir

 

 

BERITA TERKAIT