NELAYAN di tujuh kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu, tidak melaut akibat cuaca ekstrem. Sebagian nelayan di Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Seluma, Bengkulu Selatan, Kaur dan Kota Bengkulu. beralih profesi menjadi kuli angkut atau tukang bangunan.
Buyung, 36, nelayan di Kelurahan Pasar Bengkulu, Kecamatan Sungai Serut, Kota Bengkulu, Bengkulu, mengatakan sebagian nelayan beralih profesi akibat cuaca ekstrem. Selama tiga hari ini belum melaut akibat badai dan gelombang tinggi sehingga sebagian nelayan beralih profesi," katanya.
Selama libur mencari ikan, lanjut dia, beralih pekerjaan menjadi tukang bangunan, kuli angkut serta memperbaiki jaring. Saat ini, nelayan tidak berani melaut setelah gelombang tinggi diperairan Bengkulu, cukup tinggi mencapai empat meter sehingga membahayakan keselamatan. Perairan Bengkulu, yang langsung berhadapan langsung ke Samudera Hindia sehingga sangat berbahaya ketika badai.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pulau Baai, Bengkulu, mengimbau agar nelayan untuk sementara tidak melaut karena cuaca buruk yakni adanya gelombang tinggi di Perairan Pulau Enggano Bengkulu. Untuk saat ini nelayan dan kapal tongkang diminta tidak berlayar di perairan Bengkulu atau untuk tidak melaut mencari ikan. (OL-15)