24 January 2023, 21:22 WIB

Hasil Laboratorium Ribuan Ikan Mati di Selayar Aman Dikonsumsi


Lina Herlina | Nusantara

ANTARA/Dewi Fajriani
 ANTARA/Dewi Fajriani
Pekerja memindahkan ikan segar hasil tangkapan nelayan pulau Selayar di pelabuhan Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan.

RIBUAN ikan di pesisir Jalan Metro Benteng Utara, Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, terlihat mati mengapung di permukaan laut setelah sebelumnya sempat terlihat seperti kehabisan air pada 18 Januari 2023 lalu.

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar pun mengirim sampel air dan ikan ke laboratorium di Makassar. Pada Selasa (24/1) ini, Balai Besar Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BBKIPM) Makassar mengumumkan hasil pemeriksaannya.

Hasilnya adalah kematian ikan di Kabupaten Kepulauan Selayar tidak disebabkan oleh penyakit, dan bukan karena kadar logam air laut melebihi ambang batas standar nasional Indonesia (SNI).

Kepala BBKIPM Makassar, Chadidjah, mengungkapkan, hasil uji laboratorium untuk parameter logam berat menunjukkan kandungan logam berat ikan sampel masih berada di bawah batas normal. "Sehingga aman dikonsumsi," ungkapnya di Makassar, Selasa.

Sebelumnya, Wakil Bupati Kepulauan Selayar Saiful Arif menyebutkan, kejadian tersebut diawali dengan berubahnya warna laut menjadi hijau dan berbau busuk, disertai ikan mati.


Baca juga: Sebanyak 1.203 Anggota PPS Pemilu 2024 se-Kabupaten Klaten Dilantik


Itu merupakan fenomena atau kejadian aneh dan baru pertama kali terjadi di Selayar. Dan membuat warga jadi heboh, lalu mereka menangkapi ikan yang sudah tidak bergerak dan mengapung.

Dosen Perikanan Universitas Hasanuddin Makassar, Muh Farid Samawi, mengatakan banyak faktor yang bisa mengakibatkan kejadian di Kepulauan Selayar.

Menurutnya jika air kehijauan, itu biasanya karena ada indikasi meningkatnya populasi fitoplankton, yang menyebabkan terjadinya blooming algae.

"Pemicu blooming algae sendiri yaitu karena meningkatnya zat hara atau nutrien di dalam air akibat pencemaran atau aktivitas lain. Juga bisa karena naiknya massa air laut dari lapisan bawah ke permukaan karena proses fisik perairan," jelas Farid.

Naiknya kadar nutrien mengakibatkan eutrofikasi sehingga terjadi depleted oxygen atau menurunnya kadar oksigen. "Kalau ikannya mati hanya karena kondisi seperti itu, akan tetap aman dikonsumsi," pungkas Farid. (OL-16)

 

BERITA TERKAIT