PENGELOLA objek wisata didorong berinovasi menciptakan wahana baru untuk menarik para pengunjung. Sebab, kreativitas pengelola wisata secara langsung bisa meningkatkan taraf perekonomian masyarakat sekitarnya.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jabar, Benny Bachtiar, saat peluncuran wahana Hot Air Ballon di The Lodge Lodge Maribaya, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
"Bagaimana masyarakat sekitar menjadi pelaku pariwisata dengan hadirnya kios-kios makanan yang melibatkan masyarakat. Artinya secara ekonomi ini berputar dan masyarakat ikut menikmati, itu yang penting," kata Benny di Lembang, Senin (23/1).
Menurutnya, gubernur pernah menyampaikan sektor pariwisata menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi karena wilayah Jabar didukung pemandangan alam yang tidak kalah dengan di luar negeri.
Bahkan, wisatawan mancanegara kini lebih menyukai wisata-wisata alam daripada buatan. Maka dari itu, dengan potensi alam yang dimiliki perlu dikembangkan dengan stakeholder terkait.
"Ini semua buat masyarakat, dan itu yang kita harapkan. Perekonomian tumbuh, daya beli masyarakat naik," tuturnya.
Sebagai bukti dukungan pemerintah daerah, Pemprov Jabar telah mempermudah regulasi dalam berinvestasi.
Baca juga: Tol Kayu Agung-Palembang-Betung akan Beroperasi Agustus 2023
"Semua dipermudah dan dipercepat, tidak ada kata lagi sekarang dipersulit, yang sulit dipermudah apalagi yang mudah, tidak boleh dipersulit. Ini adalah poin-poin penting, Makanya kenapa akselerasi investasi Jabar tertinggi di Indonesia," jelasnya.
Wahana Hot Air Baloon menjadi salah satu daya tarik wisatawan saat berkunjung ke Lembang. Wahana baru ala wisata balon udara Cappadocia, Turki, ini menyuguhkan pemandangan hamparan pinus dari ketinggian.
"Wahana ini diharapkan bisa menjadi sensasi baru. Di The Lodge Maribaya wisatawan bisa merasakan naik balon udara tanpa rasa takut serta ongkos murah dengan view hutan pinus yang amazing," kata CEO The Lodge Maribaya, Heni Smith.
Akan tetapi, wahana yang dibangun sekitar September 2022 tersebut bukan terbang menggunakan gas udara melainkan ditarik mesin hidrolik. Dengan merogoh kocek Rp35 ribu, wisatawan bisa merasakan terbang sekaligus menikmati panorama alam Lembang.
"Bayangkan saja, 1 kali naik di Cappadocia harga tiketnya sampai Rp5 juta. Tapi di sini harganya murah meriah, wisatawan bisa merasakan sensasi naik balon udara seperti di Cappadocia," tuturnya.
Sementara itu, volume kendaraan yang mengarah ke kawasan wisata Lembang meningkat pada hari libur Imlek sejak Minggu (22/1). Kondisi lalu lintas pada Senin berangsur menurun jika dibandingkan dengan kemarin.
Satlantas Polres Cimahi melakukan antisipasi arus balik dengan memberlakukan rekayasa jalur (one way). Kepadatan arus lalu lintas mulai terasa di Jalan Tangkuban Parahu, hambatan arus kendaraan juga terjadi Jalan Panorama hingga Simpang Betrik karena banyak kendaraan yang keluar-masuk objek wisata. (OL-16)