GAJAH Sumatra (Elephas maximus sumatranus) jantan dengan identitas Damar berumur 2 tahun 4 bulan di unit konservasi gajah Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina ditemukan mati pada Rabu (11/1). Hasil nekropsi dan uji laboratorium, penyebab kematian anak gajah itu akibat positif terinfeksi virus Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV).
"Pada 17 Januari 2023, uji laboratorium telah keluar dengan hasil gajah Damar, jenis kelamin jantan berumur 2 tahun 4 bulan, mati disebabkan positif Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV). Jenis virus tersebut sangat susah diprediksi. Gejalanya tidak terlihat jelas bila hanya melihat dari fisik gajah, tetapi dapat menyerang dengan cepat pada anakan gajah," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Genman S. Hasibuan, Rabu (18/1).
Dijelaskannya, Damar lahir di TWA Buluh Cina pada 3 Juli 2020 dari pasangan gajah latih bernama Robin dan Ngatini. Selama ini, kelucuannya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung di TWA tersebut.
Genman mengungkapkan, kronologis kejadian bermula pada Rabu (11/1), pukul 07.45 WIB, mahout atau pelatih gajah Alex Gunawan melakukan pengecekan dan hendak memindahkan gajah ke hutan. Sampai di tempat ikatan, Alex melihat gajah Damar dalam posisi rebah tidak bergerak.
Saat itu, Alex berfikir Damar masih tidur. Namun setelah dipastikan ternyata gajah Damar telah mati. Padahal sebelumnya yaitu pada Selasa (10/1), petugas piket malam Ludinsion Nainggolan masih melihat gajah Damar sekira pukul 18.00 WIB dalam kondisi baik dan tidak ada gejala yang mencurigakan terkena sakit.
"Segera setelah menerima laporan tersebut, saya memerintahkan tim medis Balai Besar KSDA Riau dipimpin drh. Rini Deswita melakukan nekropsi untuk mendiagnosa penyebab kematian gajah Damar," ujarnya. Ia menuturkan, sejumlah sampel berupa lidah, hati, limpa, lambung, ginjal, jantung, paru paru, dan cairan perikardium gajah hasil nekropsi dikirim ke laboratorium di Kota Bogor.
Hal itu untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian gajah Damar. "Selama ini Balai Besar KSDA Riau bekerja sama dengan lembaga pemerhati gajah (LSM) telah berupaya keras melakukan pencegahan dan antisipasi kematian gajah melalui pengecekan medis secara rutin, pemberian obat, vitamin, dan suplai makanan yang bernutrisi," pungkasnya. (OL-14)