MEWUJUDKAN Indonesia menjadi lumbung pangan dunia membutuhkan kerja bersama dan konsistensi. Bila kesadaran untuk membangun pertanian tidak tumbuh di negara agraris seperti Indonesia, ancaman menjadi negara pengimpor pangan bukan tidak mungkin akan benar-benar terjadi.
"Cita-cita menjadi negara berswasembada pangan harus menjadi keinginan semua pihak. Bukan hanya petani, melainkan juga pembuat kebijakan dan seluruh elemen masyarakat harus sadar betul bahwa pangan adalah kebutuhan primer setiap manusia. Oleh karenanya, membangun ekosistem pertanian mutakhir harus bisa berjalan dengan baik," ungkap Anggota Bidang Pertanian, Peternakan dan Kemandirian Desa DPP Partai NasDem H Ayep Zaki di Jakarta, Senin (9/1).
Ayep Zaki mengingatkan, keyakinan Indonesia bisa membangun ekosistem pertanian mutakhir bukan tanpa alasan. Bersama Partai NasDem dia sudah menancapkan komitmennya untuk terus bergerak ke berbagai wilayah di Indonesia membangun ekosistem pertanian mutakhir.
"Sebagai orang yang sudah belasan tahun menggeluti dunia pertanian secara konsisten, saya ikut bertanggung jawab terhadap kondisi dan situasi pertanian Indonesia saat ini," tegas Ayep.
Dijelaskan Ayep, urusan pertanian bukan semata soal menanam dan memanen semata. Di dalamnya terdapat persoalan pupuk, nutrisi bagi tanaman, harga jual tidak menentu, distribusi hasil panen, hama, kualitas tanah, mafia import pangan, hingga soal tata kelola hasil pertanian itu sendiri.
"Saat ini kita sudah mendengar dan melihat, terjadi di banyak tempat, petani menjadi buruh tani di atas tanah miliknya sendiri. Ini sangat ironis. Bagaimana mungkin bisa terjadi di sebuah negara agraris tapi rakyatnya menjadi buruh di atas lahannya sendiri," tukas Ayep.
Oleh karena itu persoalan pertanian harus menjadi pekerjaan rumah bersama. Pertanian harus bisa menguntungkan petani supaya petani sejahtera. Langkanya anak anak muda menjadi petani, harus mampu dikikis agar pertanian menjadi sektor yang juga menguntungkan dan menyenangkan. Pertanian harus bisa menjadi cita-cita banyak anak muda Indonesia.
"Indonesia ini wilayah yang sempurna untuk bercocok tanam dan harus kita memanfaatkan secara maksimal. Orang-orang di luar sana justru bersiap mengolah tanah kita karena mereka tidak ingin pertanian di Indonesia berhasil," papar Ketua Dewan Pakar DPD NasDem Kabupaten Sukabumi itu.
Bakal calon legislatif DPR RI dari Dapil Jawa Barat IV (Sukabumi Raya) ini menuturkan, saat ini Bidang Pertanian, Peternakan, dan Kemandirian Desa DPP NasDem telah melakukan uji coba paling tidak di 16 provinsi. Berdasarkan data yang dia terima, hampir seluruh wilayah mengalami kenaikan hasil produksi rata-rata di atas 20%.
Saat ini bersama Ketua Bidang Pertanian, Peternakan, dan Kemandirian Desa DPP NasDem, H Sulaeman L Hamzah dan Gubernur Akademi Bela Negara (ABN) NasDem IGK Manila, Ayep bekerja mulai dari budi daya padi, jagung dan kedelai. Tiga varietas ini yang paling besar dikonsumsi masyarakat Indonesia. Setelah itu semua tanaman palawija dan buah-buahan untuk kebutuhan nutrisi terhadap tubuh manusia dan seterusnya. (RO/O-2)