06 December 2022, 19:06 WIB

AHY Siap Jadi Garda Terdepan Cegah Politik Identitas


Palce Amalo | Nusantara

MI/PALCE
 MI/PALCE
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harymurti Yudhoyono memberikan kuliah umum di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, NTT, Selasa (6/12).

KETUA Umum Partai Demokrat Agus Harymurti Yudhoyono (AHY) memberikan kuliah umum di Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (6/12) sore.

AHY memberikan kuliah dengan tema 'Menyiapkan Generasi Unggul Menuju Indonesia Emas pada 2045', antara lain menyebutkan saat ini Indonesia sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.

Hal itu disebabkan perang Rusia-Ukraina yang memicu krisis pangan dan energi serta stabilitas keuangan global. Di kawasan Asia Pasifik, menurut dia, masa depan Indonesia juga penuh dengan ketidakpastian.

Namun, ia mengajak mahasiswa untuk tetap optimistis dengan cara mempersiapkan diri mulai dari sekarang.

"Maka tantangan dan permasalahan sebesar apapun di masa depan, bisa kita hadapi bersama dan Indonesia tetap menjadi negara yang hebat dan maju," ujarnya disambut tepuk tangan mahasiswa.

Bagi AHY, ada tiga persoalan utama yang sedang dihadapi Indonesia yaitu ekonomi dan kesejahteraan rakyat, demokrasi dan kebebasan sipil, serta keadilan dan penegakan hukum.

"Ruang fiskal terbatas, sederhananya ekonomi kita terbatas karena kita dilanda krisis selama 2-3 tahun terakhir, artinya keuangan kita
terbatas," jelasnya.

Kondisi tersebut, menurut AHY, belum ada prioritas pembangunan, dan kurang tepat. "Seharusnya kita lebih bijak lagi mengunakan keuangan
negara tersebut untuk hal-hal yang memiliki urgensi atau prioritasnya lebih tinggi termasuk untuk kesehatan, pendidikan dan peningkatan
kesejahteraan," katanya.


Baca juga: Pemkab Sikka Terus Gencarkan Upaya Penurunan Angka Stunting


Dia menyebutkan utang Indonesia juga tinggi, inflasi tinggi, dan harga bahan pokok meningkat. "Di sini apa saja yang naik?" tanya AHY. "Bahan makanan pokok dan BBM," jawab mahasiswa secara serentak.

AHY yang datang bersama istrinya, Anisa Pohan, juga mengatakan, saat ini telah terjadi kemunduran demokrasi, padahal di sebuah negara yang demokratis, pemilu adalah untuk memilih pemimpin bangsa dan wakil rakyat.

Menurut AHY, ada kualitas pemilu mengalami kemunduran karena tiga hal yakni politik uang, politik identitas, dan politik fitnah. "Uang bisa
saja membuat kualitas demokrasi muncur. Kalau datang ke TPS (tempat pemungutan suara) harus bayar tentu akan memengaruhi kualitas pemilu kita," ujarnya.

Adapun politik identitas adalah politik pembelahan dan polarisasi. "Saya ingin terus menjadi yang terdepan, mari kita cegah bersama
terjadinya politik identitas. Sebaliknya kalau kita terpecah belah, hanya karena politik perbedaan identitas, kita akan mundur ke belakang," katanya.

AHY juga mengingatkan mahasiswa hati-hati dengan politik fitnah karena berpotensi memecah-belah bangsa. "Harganya terlalu mahal gara-gara kita asyik di media sosial, kita lupa bahwa sering kali banyak informasi yang belum tentu benar, tetapi kita sebarluaskan dan menimbulkan perpecahan di antara kita," jelasnya.

Kuliah umum juga dihadiri sejumlah anggota DPR dari Partai Demokrat yakni Anggota Komisi VI Herman Khaeron, Anggota Komisi X Anita Gah, Anggota Komisi III Benny K Harman, dan anggota Komisi VII Teuku Riefky Harsya. (OL-16)

 

BERITA TERKAIT