OPERASI pencarian 8 korban tertimbun tanah longsor akibat gempa magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada hari ke-15, Senin (5/12), kembali tak membuahkan hasil. Ada berbagai faktor kendala yang memengaruhi proses pencarian korban.
Kasi Operasi dan Siaga Kantor SAR Bandung, Supriono, menuturkan kondisi cuaca, terutama curah hujan tinggi, berpengaruh terhadap upaya pencarian korban tertimbun tanah longsor yang tinggal 8 orang.
Supriono menuturkan, sebetulnya kondisi cuaca sudah dirasakan berpengaruh sejak hari ketiga pencarian.
"Pengaruh utama yang cukup jadi kendala yaitu faktor cuaca. Hujan rata-rata terjadi sejak pukul 13.00 WIB hingga 20.00 WIB. Ini tentu berpengaruh terhadap operasi SAR," kata Supriono saat konferensi pers di Pendopo Bupati Cianjur, Senin petang.
Faktor lain yang menjadi kendala yakni masih terjadinya gempa susulan di worksite yang jadi fokus titik pencarian. Termasuk ketebalan tanah yang cukup menghambat operasionalisasi alat berat berupa eksavator.
"Karena itu, operasi SAR dihentikan sementara," tegasnya.
Berdasarkan laporan update penanganan pascagempa di Kabupaten Cianjur, jumlah korban meninggal dunia tercatat masih sebanyak 334 jenazah. Dengan demikian, korban yang dilaporkan hilang atau dalam pencarian masih sebanyak 8 orang.
"Operasi pencarian hari ini (Senin) tidak ada. Sehingga jumlah korban yang hilang atau dalam pencarian masih sebanyak delapan orang," kata Asisten Daerah II Setda Kabupaten Cianjur, Budi Rahayu Thoyib.
Baca juga: PNM Gelar Trauma Healing bagi Karyawan Pascagempa Bumi Cianjur
Budi juga melaporkan jumlah korban luka berat yang tercatat sebanyak 593 orang. Dari jumlah itu, korban luka berat yang masih dirawat di semua rumah sakit di Kabupaten Cianjur sebanyak 44 orang.
"Ada pengurangan jumlah korban luka berat yang dirawat karena sebelumnya sebanyak 49 orang," ucapnya.
Berkaitan dengan pengungsian, hasil survei mendata terdapat 494 titik pengungsian yang terdiri atas 375 pengungsian terpusat dan 119 pengungsian mandiri.
"Dengan jumlah KK (kepala keluarga) yang disurvei sebanyak 41.166 KK," kata Budi.
Terdapat sebanyak 114.683 jiwa pengungsi terdiri atas 54.781 jiwa laki-laki dan 59.903 perempuan. Terdapat juga pengungsi disabilitas sebanyak 147 jiwa, ibu hamil sebanyak 1.640 jiwa, dan lansia sebanyak 7.453 jiwa.
Sementara kerugian meteriel berupa rumah rusak yang sudah tervalidasi dan terverifikasi sebanyak 42.033 unit dari total 73.830 unit yang dilaporkan per Senin (5/12) hingga pukul 15.00 WIB. Rinciannya, rumah rusak berat sebanyak 9.048 unit, rusak sedang sebanyak 12.314 unit, dan rusak ringan sebanyak 20.671 unit.
"Jumlah wilayah yang terdampak sebanyak 16 kecamatan dan 169 desa," pungkasnya. (BK/OL-16)