TIM SAR gabungan masih terus melakukan pencarian pilot Helikopter NBO-105/P-1103 milik Polri yang jatuh di Perairan Manggar, Belitung Timur. Perubahan cuaca ekstrem di area pencarian menjadi faktor penghambat proses evakuasi.
"Tim operasi pencarian sudah bekerja secara maksimal, faktor yang berat adalah perubahan cuaca secara tiba-tiba. Seketika hujan, kemudian setengah jam terang, kemudian angin kencang. Begitu juga dengan arus baik di permukaan maupun di bawah laut," terang Kabaharkam Polri Komjen Arief Sulistyanto, Senin (5/12/2022).
Baca juga: TNI AL Bantu Pencarian Helikopter Polri yang Jatuh di Perairan Belitung
Saat ini, tim pencari sudah mengetahui titik jatuhnya helikopter dan mempersempit area menjadi lima sasaran.
"Sejak dua hari yang lalu sudah dilakukan operasi penyelaman, kami sudah menemukan probabilitas lokasi jatuhnya, jadi ada lima sasaran. Sehingga bisa dipersempit lokasi pencarian," ujar Arief.
"Namun tim penyelam masih belum bisa menemukan, apakah terbawa arus dari titik yang diperkirakan atau sudah tertutup lagi dengan pasir, masih terus kita evaluasi," lanjutnya.
Proses pencarian di atas permukaan laut ini menggunakan 20 kapal dan pencarian di bawah permukaan laut menggunakan tiga kapal dari Pushidrosal TNI Angkatan Laut.
Tim SAR gabungan mengandalkan KRI Spica 934 milik TNI-AL yang memiliki peralatan elektronik scane sonar. Kapal ini beroperasi di Perairan Manggar hingga Pulau Buku Limau, Kabupaten Belitung Timur dengan menggarap titik-titik tertentu.
"Operasi ini dibantu oleh kapal TNI AL, yakni KRI Spica dan Rigel yang memiliki fasilitas sonar. Kapal dari Basarnas juga memiliki kemampuan itu. Target kami adalah mengembalikan pilot kepada keluarganya," tandas Arief.
Diketahui operasi pencarian ini pada Minggu (4/12) lalu telah diperpanjang selama tiga hari ke depan. Sepanjang operasi sejak 27 November lalu sebanyak tiga dari empat kru telah berhasil ditemukan yakni Bripda Khoirul Anam, Briptu Mochamad Lasminto, dan Aipda Joko Mudo.
Saat ini tim SAR gabungan masih mencari keberadaan pilot yakni AKP Arif Rahman Saleh yang diduga masih berada di badan pesawat karena masih terikat "safety belt" atau sabuk pengaman. (Ren/A-3)