BULOG Cirebon, Jawa Barat hingga kini masih melakukan penyerapan beras dari petani. Stok yang dimiliki Bulog Cirebon mencukupi hingga panen rendeng 2023 mendatang.
Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Budi Sultika, menjelaskan hingga kini mereka masih melakukan penyerapan beras dari sejumlah mitra. Namun karena tingginya harga gabah, saat ini mereka melakukan penyerapan beras komersil medium dengan kadar patahnya 18 persen yang dibeli seharga Rp 9.700 per kilogram. "Untuk beras komersil medium penyerapan sudah mencapai 12.615 ton," tutur Budi, Rabu (30/11).
Padahal target awal penyerapan beras jenis ini hanya 6.500 ton. Ini berarti penyerapan beras jenis medium komersil sudah mencapai 194 persen dari target. "Kami masih akan terus menyerap hingga 15 Desember 2022," tutur Budi.
Dijelaskan Budi, penyerapan beras komersil medium dilakukan karena tingginya harga gabah dan beras saat ini. Seperti diketahui, harga gabah saat ini sudah mencapai Rp 6.600 per kilogram. Harga ini jauh di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu sebesar Rp 5.550 per kilogram untuk gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan maupun di gudang Bulog yang ditetapkan Rp 5.650 per kilogram.
Penyerapan beras sesuai dengan HPP menurut Budi terakhir dilakukan pada Agustus 2022 lalu. Saat ini stok untuk beras jenis tersebut sudah mencapai 47.724 ton dari target yang hanya 36.639 ton. "Total stok kami saat ini sebanyak 29.506 ton yang tersimpan di 10 gudang Bulog Cirebon," tutur Budi.
Bulog, lanjut Budi, telah melakukan pengiriman beras ke sejumlah daerah sebanyak 40 ribu ton. Pengiriman beras dilakukan ke Aceh, Sumatera Selatan, Riau, Sumatera Utara, Kallimantan Barat, Kalimantan Tengah, DKI, dan Papua. "Stok beras yang ada saat ini mencukupi hingga
panen tahun depan," tutur Budi. (OL-15)