PERAJIN tahu tempe di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat mengeluhkan mahalnya harga kedelai yang kini mencapai Rp13.500 per kilogram. Kondisi ini membuat sebagian perajin tahu tempe menghentikan produksinya.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Himpunan Perajin tahu tempe (HPT2) Tasikmalaya, Imin Muslimin, Kamis (13/10). Ia mengatakan, mahalnya harga kedelai membuat perajin tahu tempe terhimpit karena biaya produksi tidak sebanding dengan penjualan.
"Ada sebagian perajin tahu tempe di Kota Tasikmalaya yang memproduksi hingga menjual tahu tempe ke pasar tradisional. Akan tetapi, saat ini dari mereka meradang karena harga bahan baku mengalami kenaikan," kata Muslimin.
Dikatakan, pengurus dan anggota Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Kopti) bersama Himpunan Perajin Tahu Tempe (HPT2) Tasikmalaya selama itu memang mengeluhkan harga kedelai yang tinggi. Dijelaskan, saat ini sebagian perajin masih berproduksi namun ada juga yang menghentikan sementara produksinya.
"Perajin yang menghentikan produksinya karena tidak memiliki modal besar. Bahkan, ada yang sudah gulung tikar," ujarnya.
Mahalnya harga kedelai, jelasnya, membuat para perajin tahu tempe di Kota Tasikmalaya memperkecil ukuran tahu ataua tempat serta menaikan harga jual. Tapi hal tersebut tidak banyak membantu.
"Naiknya harga kedelai sangat memberatkan. Seharusnya pemerintah pusat maupun daerah merespon kondisi ini dan mencarikan solusi terbaik," paparnya. (OL-15)