PERAJIN tahu tempe rumahan di Polewali Mandar, Sulawesi Barat mengaku kesulitan dalam memproduksi tahu tempe akibat naiknya harga kedelai impor.
Kedelai impor sebagai bahan baku pembuatan tahu tempe dalam tiga hari terakhir harganya melonjak dari sebelumnya Rp1,3 juta per kwintal kini mencapai Rp1,4 juta per kwintal.
Salah seorang perajin tahu tempe, Marsi, mengaku sudah menggeluti bisnis tempe selama puluhan tahun. Namun, baru kali ini merasakan dampak kenaikan harga bahan baku yang luar biasa.
“Untuk menyiasatinya terpaksa ukuran tahu tempe diperkecil karena kalau menaikkan harga juga beresiko,” ujar Marsi di Polewali Mandar, Senin (26/9/2022).
"Kalau pun masih untung ya tipis sekali, tidak sesuai dengan keringat yang kita keluarkan selama proses produksi kurang lebih dua hari," sambungnya.
Meski terdampak langsung akibat naiknya harga kedelai impor dan penaikan harga BBM, para perajin tahu tempe ini terpaksa menjalankan usahanya karena mengaku tidak memililki keterampilan usaha yang lain.
Para perajin tahu tempe berharap pemerintah dapat menurunkan harga kedelai impor dan memberi bantuan modal usaha demi keberlangsungan usaha tahu tempe rumahan. (Mef/A-3)