30 August 2022, 18:32 WIB

Puluhan Desa di Klaten Rawan Kekeringan


Djoko Sardjono | Nusantara

MI/Djoko Sardjono
 MI/Djoko Sardjono
BPBD Klaten, Jateng, menyalurkan air bersih di wilayah yang mengalami kekeringan.

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, Jawa  Tengah, kini mulai melakukan droping air bersih ke daerah rawan  kekeringan. Sementara itu, BPBD Kabupaten Klaten menyebutkan ada 51 desa di 11 kecamatan yang merupakan daerah rawan kekeringan di musim kemarau.

Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Klaten, Rujedi, mengatakan lima desa di Kecamatan Kemalang dan Bayat sudah meminta bantuan air bersih. Lima desa yang mengalami kekeringan yakni Desa Tangkil, Kendalsari, Sidorejo, dan Tlogowatu di Kecamatan Kemalang, dan Desa Jambakan di Kecamatan Bayat.

"Kegiatan droping air bersih itu dilakukan dimulai pada 24 Agustus 2022. Jumlah bantuan sampai saat ini total 18 tangki," jelasnya, Selasa (30/8).

Menurut Rujedi, 51 desa rawan kekeringan di musim kemarau tersebar di Kecamatan Kemalang sebanyak 8 desa, Jatinom (6), dan Karangdowo (5). Kemudian, Kecamatan Manisrenggo (2), Karangnongko (2), Trucuk (3), Prambanan (1), Bayat (14), Pedan (2), Cawas (7), dan Gantiwarno (1).

Adapun kegiatan droping air bersih tahun ini, BPBD Klaten memperoleh anggaran dari APBD sebesar Rp350 juta untuk bantuan sebanyak 800 tangki. "Namun, anggaran droping air itu akan disesuaikan dengan kenaikan harga BBM. Sehingga, volume bantuan air dimungkinkan akan berkurang," imbuhnya.

Terkait, Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sri Winoto, mengatakan bahwa pemerintah hingga saat ini belum menetapkan situasi darurat kekeringan di Klaten. "Ya, belum ada petunjuk mengenai darurat kekeringan. Pasalnya, Klaten masih sering turun hujan. Jadi, ,  kondisi saat ini bisa disebut kemarau basah," ujarnya. (OL-15)

BERITA TERKAIT