WAYANG kulit merupakan salah satu aset budaya bangsa. Karena itu, seni tradisional warisan leluhur ini perlu dikembangkan dan dilestarikan.
Wayang kulit sebagai hiburan tradisional yang hingga saat ini masih sangat digemari warga, khususnya di Jawa Tengah.
Hal itu dikatakan Bupati Klaten Sri Mulyani pada pergelaran wayang kulit semalam suntuk di Balai Desa Nglinggi, Klaten Selatan, Senin (15/8) malam.
Pentas wayang kulit oleh dalang Ki Mulyono PW dengan lakon 'Begawan Sabdowolo' itu dalam rangka HUT ke-77 Republik Indonesia dan Hari Jadi ke-218 Kota Klaten.
"Kita patut bersyukur wayang kulit tetap eksis sampai sekarang. Karena itu, kewajiban kita bersama untuk terus mengembangkan dan melestarikan," ujarnya.
Baca juga: 17 Agustus, Masuk Kaliurang dan Kaliadem Gratis
Untuk itu, Bupati berharap seni tradisional wayang kulit tidak terkikis budaya asing di era globalisasi. Maka, upaya nguri-uri budaya jawi ini
sangat penting.
Selain itu, Sri Mulyani mengajak kepada semua pihak, khususnya generasi muda, untuk menjunjung tinggi seni budaya tradisional warisan leluhur tersebut.
"Perlu diketahui, bahwa pergelaran wayang kulit itu penuh dengan muatan atau nilai tontonan, tuntunan, dan tatanan hidup dalam masyarakat,"
jelasnya.
Pentas wayang kulit di Balai Desa Nglinggi juga dihadiri anggota DPRD Jateng Anton Lami Suhadi, Pj Sekda J Prihono, Forkopimda, dan ribuan penonton.
Penonton pergelaran wayang kulit malam itu terhibur, terlebih dengan dihadirkannya Duo Sinden Apri-Mimin dan Sinden Ngetren Elisha Orcharus.
Menurut Kades Nglinggi, Sugeng Mulyadi, pentas wayang kulit itu untuk hiburan masyarakat. Karena, sudah dua tahun di masa pandemi tidak ada pertujukan wayang kulit.
"Dalam pentas wayang kulit malam ini kami juga siapkan hadiah (door prize) seperti sepeda, kulkas, mesin cuci, kipas angin, dan hadiah
menarik lainnya," ujarnya. (OL-16)