HARI gajah sedunia diperingati setiap 12 Agustus, yang bertujuan agar semua orang bersama-sama melindungi habitat gajah. Hari gajah sedunia ini diperingati pula oleh Kebun Binatang Bandung, Jumat (12/8).
Marketing Komunikasi Kebun Binatang Bandung, Sulhan Syafii, menyampaikan bahwa peringatan hari gajah sedunia ini dilakukan dengan kegiatan memberikan tumpeng buah-buahan kepada seekor gajah betina bernama Salma (53).
"Kami punya dua ekor gajah, satunya lagi itu bernama Ira (50), kami siapkan tumpeng dengan isi buah-buahan, seperti durian, semangka, pisang, dan lainnya. Gajah ini harus gembira dan harus makan yang banyak dengan mekanan yang sehat," ujarnya.
Disinggung kemungkinan akan ada penambahan gajah kembali di Kebun Binatang Bandung, Sulhan mengaku ada dalam perencanaan lima tahun ke depan, sebagaimana proyeksi satwa lima tahunan. Penambahan (gajah) itu ada kebijakan tak bisa lagi mengambil dari alam bebas. Akhirnya, kalau
mau menambah gajah, harus dari lembaga konservasi lain.
Sulhan berharap di peringatan hari gajah sedunia ini, gajah tetap dilestarikan, saa ini Kebun Binatang Bandung punya dua ekor gajah Asia yang didapatkan dari Way Kambas Lampung. "Semoga pengunjung yang datang ke Kebun Binatang Bandung bisa lihat fisik nyata gajah Asia atau gajah
Sumatra," ujarnya.
Gajah Makin Terdesak
Berdasarkan data, Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatrensis), salah satu spesies atau sub spesies gajah yang masih bertahan di Pulau Sumatra. Dari masa purba (megalitikum) hingga hari ini, gajah memiliki hubungan istimewa dengan manusia di Pulau Sumatra. Masyarakat yang hidup
berdekatan atau sekitar habitat atau koridor gajah, menghormati megafauna ini dengan menyebutnya "datuk".
Pada saat ini, populasi gajah Sumatra terus terancam. Baik oleh perburuan (gading), dibunuh karena dianggap hama perkebunan dan pertanian, hingga hilangnya habitat dan koridornya. Populasi gajah Sumatra saat ini tidak mencapai 2.000 individu. Mereka hidup dalam sejumlah kantong pada wilayah dataran tinggi hingga dataran rendah pesisir, mulai dari Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung dan Bengkulu.
Salah satu kantong gajah di Sumatra Selatan berada di Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yakni kantong Sugihan-Simpang Heran. Koridornya melalui kawasan konsesi PT. KEN (Kerawang Ekawana Nugraha), PT. SBA (Sebangun Bumi Andalas), PT. BAP (Bumi Andalas Permai), hingga PT. BMH (Bumi Mekar Hijau). Tercatat sedikitnya 48 individu gajah liar hidup di kantong Sugihan-Simpang Heran, yang terbagi bagi dalam empat kelompok (keluarga).
Kantong gajah Sugihan-Simpang Heran bagian dari lanskap Padang Sugihan, yang terdiri empat kantong gajah liar yakni kantong Cengal, Penyambungan, Sebokor, dan Sugihan-Simpang Heran. Luasnya mencapai 232.338,71 hektar. Sekitar 127 individu gajah liar yang hidup di lanskap
Padang Sugihan.
Kantong gajah Sugihan-Simpang Heran sangat penting bagi masa depan gajah Sumatra. Sebab sejak proyek transmigran dilakukan pemerintah di Air Sugihan pada 1982, sering kali terjadi konflik manusia dengan gajah. Keduanya mengalami kerugian atau menjadi korban. (OL-13)
Baca Juga: Peringatan Hari Gajah Sedunia di Aceh Jaya