JELANG puncak musim kemarau di Nusa Tenggara Timur (NTT) sejumlah hotspot atau titik panas mulai terdeteksi, Kamis (11/8).
BMKG Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda melaporkan tiga hotspot di Kabupaten Sumba Timur, satu hotspot terpantau di Kecamatan Rindi Umalulu. Dua hotspot lagi terpantau di Kecamatan Lewa, Sumba Timur, masing-masing dengan tingkat kepercayaan 90%. BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak membakar lahan karena berpotensi menimbulkan
kebakaran besar.
"Waspadai potensi angin kencang yang sifatnya kering di musim kemarau yang berpotensi memyebabkan meluasnya kebakaran hutan dan lahan," ujar Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Agung Sudiono Abadi.
Meskipun wilayah Pulau Sumba mengalami kemarau, wilayah lainnya di NTT malah diguyur hujan. Kamis (11/8) hujan dengan intensitas ringan hingga deras mengguyur sejumlah wilayah di Flores, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, dan Rote Ndao. Kondisi ini diperkirakan masih berlangsung sampai 13 Agustus 2022.
Agung menyebutkan, hujan turun akibat kelembaban udara dari lapisan atas hingga bawah cukup basah yang menyebabkan potensi pertumbuhan awan di beberapa wilayah NTT sangat tinggi. (OL-15)