06 August 2022, 11:40 WIB

JK Sebut Tarif yang Terlalu Mahal Bisa Matikan Industi Lokal Wisata Komodo


Emir Chairullah | Nusantara

MI/John Lewar
 MI/John Lewar
Pemandangan dermaga Loh Buaya saat wisatawan masuk sebelum melihat komodo di Pulau Rinca.

WAKIL Presiden RI ke-10 dan ke-12 mengkritik kebijakan pemerintah terkait pemberlakuan tarif baru Rp3,75 juta untuk menikmati wisata Labuan Bajo, khususnya Pulau Komodo. Dirinya khawatir pemberlakuan tarif yang terlalu tinggi justru mengusik ketenangan daerah tujuan wisata tersebut.

“Dengan pemberlakuan tarif baru yang naik secara signifikan dapat mempengaruhi jumlah kunjungan wisata ke Labuan Bajo. Yang terkena imbasnya adalah dunia wisata,” kata Kalla dalam keterangan pers, Sabtu (6/8).

JK, yang pernah mengemban tugas sebagai Duta pemenangan Komodo sebagai tujuh keajaiban dunia baru atau The New Seven Wonders pada 2012-2013, menjelaskan, selama ini, Pulau Komodo sudah mendunia dan menjadi destinasi favorit yang menyedot ribuan wisatawan. 

Baca juga: Ada Kekayaan Lain yang Diincar Warga di Taman Nasional Komodo

Dengan tarif yang meningkat signifikan, hampir dipastikan jumlah wisatawan yang mendatangi kawasan tersebut bakal menurun. 

“Sementara pada sektor tersebut banyak masyarakat yang menggantungkan hidup,” ujarnya.

Ia menyebutkan sejumlah sektor yang diperkirakan bakal mengalami penurunan seperti perhotelan, kuliner, dan pelayaran. Begitu pun unit usaha usaha kecil masyarakat hingga nelayan penangkap ikan yang membantu memenuhi kebutuhan warga sekitar ikut terkena imbasnya. 

“Demikian halnya dengan penerbangan yang sebelumnya ramai, juga terancam kehilangan penumpang,” ungkapnya.

Karena itu, menurut JK, pemberlakuan tarif ini perlu dievaluasi dan diturunkan. Dirinya mengusulkan agar tarif diturunkan menjadi Rp1 juta dengan kuota pembatasan pengunjung sebanyak 500 orang per hari. 

“Jadi angka tersebut terukur dapat Rp500 juta tiap hari, dan per bulan bisa Rp15 milyar. Itu lebih pasti,” katanya.

Dengan demikian, masyarakat tetap mendapat penghasilan, karena hotel hidup, restoran hidup dan lain lainnya semua memiliki efek. 

“Dan kota Labuan Bajo bisa hidup kembali,” ujarnya.

Kalla menguraikan, berdasarkan pengalaman, setiap orang berwisata ke wilayah seperti Pulau Komodo itu kemungkinan hanya sekali seumur hidupnya. Ketika mereka mengunjungi kawasan tersebut, harus memberikan ketenangan.

“Yang penting sudah pernah lihat. Jadi wisata itu harus memberikan ketenangan. Kalau di daerah wisata tidak tenang, ramai aksi demo, maka wisatawan tidak akan datang,” pungkasnya.

Taman Nasional Pulau Komodo resmi menjadi satu dari 7 Keajaiban Alam Dunia Baru New 7 Wonders of Nature, 13 September 2013. Jusuf Kalla yang saat itu didaulat sebagai Duta Komodo berulang kali ke Pulau Komodo Labuan Bajo dan berkeliling kota mengampanyekan agar masyarakat Indonesia memilih Komodo yang kemudian jumlahnya dapat mencapai lebih 100 juta SMS. (OL-1)

BERITA TERKAIT