14 July 2022, 16:20 WIB

Perpuhi Solo Protes Bandara Adi Soemarmo tidak Melayani Penerbangan Umrah


Widjajadi | Nusantara

MI/WIDJAJADI
 MI/WIDJAJADI
Ketua Perpuhi Solo Her Suprabu 


PERHIMPUNAN Pengusaha Biro Ibadah Umrah dan Haji Indonesia (Perpuhi) Solo, Jawa Tengah, mengeluhkan kebijakan Kementerian Perhubungan yang tidak lagi menjadikan Bandara Adi Soemarmo sebagai bandara untuk jalur penerbangan internasional.

Untuk penerbangan luar negeri, Bandara Adi Soemarmo masih melayani penerbangan haji sampai sekarang.

"Perpuhi terus terang saja keberatan dengan terbitnya surat edaran  71/2022 terkait juknis perjalanan luar negeri dengan transpotasi pada masa pandemi covid-19. Sebab Bandara Adi Soemarmo sudah tidak ada dalam daftar," tukas Ketua Perpuhi Her Suprabu kepada Media Indonesia, Kamis (14/7), di Solo.

Menurut dia, SE hanya mengatur pintu masuk penerbangan internasional di Bandara Adi Soemarmo khusus untuk penerbangan haji, seperti yang sekarang ini dilayani. Untuk penerbangan umrah tidak lagi.

"Penerbangan haji dilayani, namun untuk pemberangkatan umrah, sudah tidak lagi. Inilah yang kami protes. Kami harap ada peninjauan ulang atas SE Nomor 71 yang dijeluarkan 8 Juli lalu," imbuh dia.

Kebijakan lewat SE itu menyatakan bandara yang menjadi titik pemberangkatan penerbangan internasional, yakni Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Juanda Surabaya, I Gusti Ngurah Rai Denpasar Bali, Hang Nadim Riau serta Raja Haji Fisabilillah Riau, Sam Ratulangi Sulawesi Utara, Zaenuddin Abdul Madjid Nusa Tenggara Barat, Kualanamu Sumatra Utara, Sultan Hasanuddin Sulawesi Selatan, dan Bandara Yogyakarta DIY.

Perpuhi menganggap, kebijakan itu sangat aneh, Kota Solo yang bertahun- tahun menjadi embarkasi haji bagi jamaah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, tidak lagi ada penerbangan langsung ke Jeddah atau Madinah untuk umrah.

Menurut Her, dengan tidak adanya penerbangan langsung dari Solo ke Arab Saudi, biro perjalanan umrah di Solo dan sekitarnya, atau Jawa Tengah jelas merugi, karena harus memindahkan penerbangannya ke bandara lain.

Padahal, biro-biro sudah siap menerbangkan jamaahnya ke Tanah Suci dari Bandara Adi Soemarmo. Dalam promosinya biro-biro menawarkan seperti itu dan sudah menyepakati dengan maskapai untuk penerbangan dari Solo .

"Kalau penerbangan umrah harus dipindahkan ke Bandara Yogyakarta di Kulonprogo, jaraknya cukup jauh, karena tidak ada jalan tol dan lalu lintas padat. Perjalanan bisa tiga jam. Padahal penerbangan internasional harus menunggu empat jam sebelumnya, jadi harus siap siap tujuh jam sebelumnya," tegas pemilik Biro Umrah Dewangga itu.

Sejauh ini lanjut dia, potensi jamaah umrah yang berangkat dari Adi Soemarmo cukup besar, yakni sekitar 70.000 sebelum pandemi. Jumlah itu cukup banyak dan memberi kontribusi ekonomi yang besar di wilayah Solo dan Boyolali

"Kami akan menyurati Kementerian Perhubungan, juga akan berkomunikasi dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka untuk meminta bantuan. Kami juga akan meminta bantuan Komisi V DPR RI, agar kebijakan itu dicabut dan mengembalikan peran Adi Soemarmo untuk penerbangan internasional," tegas Her Suprabum (N-2)

BERITA TERKAIT