PENJUALAN sapi untuk keperluan kurban pada Hari Raya Idul Adha 2022 di daerah Banyumas, Jawa Tengah cenderung berkurang dibanding tahun-tahun sebelumnya. Lantaran merebaknya penyakit kuku dan mulut (PMK) pada hewan ternak belakangan ini.
"Selain ada PMK, juga sekarang masih situasi pandemi covid-19 yang berdampak pada surutnya perekonomian masyarakat sehingga berpengaruh pada turunnya permintaan sapi dari masyarakat untuk kurban,"ujar Riko,30, salah seorang pedagang sapi di daerah Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (21/6).
Riko menyebutkan, saat ini sudah ada 28 ekor ternak sapi di kandangnya yang sudah dipesan untuk keperluan kurban pada Hari Raya Idul Adha. Sapi-sapi tersebut telah divaksin dan siap dipotong untuk hari raya bulan depan.
Kendati jika dibanding hari biasa permintaan sapi cenderung tinggi, namun jika dibanding situasi menjelang Idul Adha tahun-tahun sebelumnya, penjualan saat ini cenderung turun. Ia menyebutkan, tahun 2021 lalu, pada saat sebulan sebelum Idul Adha ia sudah bisa menjual 150 ekor lebih sapi. Periode yang sama tahun ini ia baru terima pesanan 28 ekor sapi.
Sapi-sapi yang sudah dipesan saat ini, katanya, dibayar dengan kisaran harga Rp23 juta hingga Rp24 juta per ekor untuk sapi dengan ukuran berat rata-rata 300-400 kg. Harga tersebut naik dari sebelumnya Rp20 juta per ekor ukuran berat 300-400 kg. Kenaikan harga lantaran ada tambahan biaya vaksinasi dan operasional perawatan hewan agar terhindar dari PMK.
"Permintaan memang banyak, tapi saya tidak berani ambil resiko memasok banyak supaya tidak rugi kalau ada sapi yang sakit," katanya.
Ridho,48, pedagang sapi asal Kelurahan Pamijen, Kecamatan Purwokerto Wetan, mengatakan, kondisi penjualan sapi ke depan masih sukar diprediksi karena situasi yang tidak menentu. (OL-13)
Baca Juga: Ribuan Orang Masih Bertakziah ke Abu Lhok Nibong Di Aceh Timur