20 May 2022, 11:45 WIB

Sanggar Seni SRC SMP 3 Boawae Ruang Ekspresi Anak


Ignas Kunda | Nusantara

MI/Ignas Kunda
 MI/Ignas Kunda
 Pagelaran seni dan budaya dalam rangka pengukuhan sanggar seni sunrise community (SRC), Jumat (20/5)

SEJUMLAH siswa di SMP Negeri 3 Boawae, Watugase, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, mengadakan pagelaran seni dan budaya dalam rangka pengukuhan sanggar seni sunrise community (SRC).

Pengukuhan ini dilangsungkan di kompleks sekolah bersamaan dengan peringatan akan hari kebangkitan nasional dengan dihadiri oleh ratusan siswa serta para orang tua murid. Serta pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, LSM serta Komite sekolah serta anggota DPRD Nagekeo. Jumat (20/5).

Sebelum acara para siswa SMP ini menampilkan tarian penyambutan Bhea Sa kemudian dipandu dengan lagu daerah yang dipadu oleh musik amgklung yang juga dimainkan oleh anak-anak. Selain itu beberapa tarian lain seperti Tea Toda Ha, Dho Sea juga ditampilkan dengan penuh semangat. Semua acara ini dipandu oleh serta dimainkan semua oleh anak-anak ini dengan sangat lancar dan penuh keceriaan. Semua tarian dipaparkan dengan narasinya masing-masing.

Kepala sekolah SMP Negeri 3 Boawae, Maria Dolorosa Nage Wona, mengungkapkan momen hari kebangkitan nasional dengan tokoh muda Budi Utomo menjadi inspirasi sanggar seni ini karena itu kali ini dipakai sekolah sebagai pengingat dan pencetus semangat kebangsaan lewat seni dan budaya yang harus dimulai dan diwariskan oleh anak-anak sejak dini. Karakter kebangsaan ataupun karakter anak bukan hanya ditentukan lewat nilai akademiknya namun juga kreatifitas yang dituangkan lewat seni dan budaya  keberadaan sanggar seni ini sangat baik buat anak-anak agar semua potensinya atau talentanya keluar.

"Modal kekuatan bangsa harus berakar pada seni dan budaya, terkhusus budaya agar anak menjadi kreatif punya semangat dan harapan dalam menapaki cita-cita dan impian mereka, fokus karakter siswa juga dibentuk salah satunya lewat adanya sanggar ini, " ungkapnya.

Menurut Rosa sanggar seni matahari terbit   punya filosofi matahari adalah energi, terbitnya adalah kebangkitan, fajarnya adalah lantunan syukur dan sinarnya adalah secercah harapan. Ini juga bukan hanya soal seni namun  sebagai sarana pengembangan diri para siswa dalam bidang sains, lingkungan hidup, dan pengetahuan lainnya. Karena itu pihak sekolah juga berkolaborasi dengan lembaga lain yang mendukung tumbuh kembang anak seperti Wahana Visi Indonesia.

Bagi Rosa, sanggar seni ini dibangkitkan pada hari kebangkitan bangsa karena punya tujuan agar sebagai ekspresi anak dengan adanya ruang-ruang seni dan budaya.

" Modal kebangkitan bangsa ada pada budaya karena itu kami punya tanggung jawab agar budaya kita harus mengakar mulai dari anak-anak bukan hanya buat orang dewasa. Wadah sanggar seni ini salah satu bentuk apresiasi kami dan mengembangkan karakter anak, " ungkapnya.

Menurut Thomas, perwakilan Wahana Visi Indonesia - Nagekeo, dibalik pagelaran yang luar biasa karena ada keseriusan serta niat dan semangat yang utuh. Anak anak akan memiliki wadah dan ruang untuk pengembangan diri. Ini menjadi bukti ketika anak diberikan ruang maka anak-anak bisa menampilkan sesuatu acara yang sangat baik.

Bagi Thomas, kesejahteraan anak diukur adalah salah satu bentuk kesejahteraan yang orang dewasa siapkan buat anak. Karena itu perlu diberikan banyak ruang maka anak akan bisa mengembangkan talentanya. Dia bersyukur SMP 3 bisa mengembangkan talenta anak lewat sanggar seni ini.

"Anak anak bisa menjadi pembicara atau master of ceremony sungguh luar biasa, karena itu perlu ada ruang untuk berkembang kreatifitasnya. Ini wadah yang luar biasa, saya harap tidak hanya hari ini namun sanggar seni ini harus terus berkembang," ujarnya.

Sedangkan anggota DPRD Nagekeo, Odorikus Goa, mengapresiasi kepala sekolah SMP 3 Boawae, yang menjadi pelopor hadirnya sanggar seni ini sebagai modal kekuatan bangsa, karena  budaya kita tergerus akibat budaya global karena itu butuh media publikasi yang masif agar setiap budaya di Nagekeo bisa dikenal luas di Indonesia bahkan dunia.

"Budaya Korea begitu terkenal akibat publikasi atau media yang terus mempromosikan budayanya karena kita berharap adanya jurnalis yang juga membantu menyampaikan ke publik budaya kita ini," pungkasnya.

Kepala bidang kebudayaan Dinas Pendidikan  dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo, Wili Lasa mengaku sangat terkesan dengan acara yang ditampilkan oleh anak-anak ini. Ia mengharapkan kehadiran sanggar seni ini harus selalu siap menciptakan generasi yang baik dan cinta akan budaya.

"Setiap tarian punya narasi ini yang seharusnya diikuti oleh semua agar para penonton juga mengerti maksud dari tarian yang dipentaskan. Karena itu perlu kita promosi agar anak-anak ini bisa selalu tampil dalam pagelaran apapun demi keberlangsungan sanggar seni ini, " katanya. (OL-13)

BERITA TERKAIT